Wednesday, October 12, 2011

Kebenaran Al Qur'an : Teknologi Umat Silam Melangkaui Zaman

Kebenaran Al Qur'an : Teknologi Umat Silam Melangkaui Zaman






Dua epik India kuno berbahasa Sanskrit (Mahabarata dan Rama) membuatkan kita tertanya-tanya akan kebenarannya yang hingga kini masih menjadi peristiwa misteri bagi seluruh dunia.

Menurut ahli arkeologi zaman sekarang, di kota kuno Mohenjodaro (Pakistan) banyak ditemui rangka-rangka manusia yang berserakan, banyak petunjuk menandakan seolah mereka dilanda sebuah malapetaka yang sangat dahsyat secara tiba-tiba. Di kota itulah kisah epik peperangan Ramayana yang bersumber manuskrip-manuskrip ditemukan.






Mayat bergelimpangan di Kota Kuno Mohenjodaro Mengandung Radioaktif

Pada rangka-rangka itu terdapat sisa-sisa radioaktif yang tinggi. Begitu pula yang terjadi di kota kuno Kurusetra dan Harappa, kedua kota itu meninggalkan kesan radioaktif yang sama halnya terjadi seperti di Hiroshima dan Nagasaki. Banyak spekulasi menyatakan mengenai kemunculan peristiwa ini, diantaranya ada sebuah spekulasi baru dengan berani menyebutkan bahawa perang Mahabarata adalah merupakan perang NUKLEAR!!

Pada epik Mahabarata, perang Bharatayudha dibahagian pertama diterjemahkan seperti berikut ini:

"Arjuna yang gagah berani, duduk di dalam Vimana* dan mendarat di tengah air, lalu meluncurkan Gendewa* yang sekali tembak dapat menghanguskan seluruh wilayah musuh. Seperti hujan lebat yang kencang, mengepung musuh dengan kekuatannya yang sangat dahsyat."

"Dalam sekejap mata, sebuah bayangan yang tebal dengan cepat terbentuk diatas wilayah Pandawa; angkasa menjadi gelap gulita, semua kompas yang ada dalam kegelapan menjadi tidak berfungsi, kemudian badai angin yang dahsyat mulai bertiup disertai dengan debu pasir, burung-burung menjadi panik, seolah-olah langit runtuh, dan bumi merekah."

"Matahari seakan bergoyang di angkasa, panas membara mengerikan yang dilepaskan senjata ini membuat bumi bergoncang, gunung bergoyang di kawasan darat yang luas, binatang mati terbakar dan berubah bentuk, air sungai kering kerontang, ikan, udang dan lain-lain semuanya mati."

"Saat Gendewa meledak, suaranya bagaikan halilintar, membuat pasukan musuh terbakar bagaikan batang pohon yang terbakar hangus."


Gambaran pada Ramayana dinyatakan sebagai berikut :

"Pasukan Alengka menaiki kenderaan yang laju, meluncurkan sebuah rudal (mungkin sejenis peluru berpandu) yang ditujukan ke kota musuh. Rudal ini seperti mempunyai segenap kekuatan alam semesta, terangnya seperti terang puluhan matahari, kembang api bertebaran naik ke angkasa, sangat indah."

"Mayat terbakar sehingga tidak mampu dibezakan lagi. rambut dan kuku terbakar mengelupas, perkakas tanah liat retak, burung-burung yang berterbangan dibakar oleh suhu tinggi. Demi untuk menghindari kematian, para pasukan terjun ke sungai membersihkan diri dan senjatanya."

PENELITIAN PARA AHLI ARKEOLOGI

Sebelum 4000 tahun SM, kita telah mengelaskan ia sebagai zaman pra sejarah manakala peradaban Sumeria dianggap sebagai peradaban tertua didunia. Selama ini terdapat berbagai perbincangan, teori dan penyelidikan mengenai kemungkinan bahawa dunia pernah mencapai sebuah peradaban yang maju sebelum tahun 4000 SM.

Teori Atlantis, Lemuria dan kini diperkukuhkan lagi dengan bukti bertulis melalui percakapan Plato tentang sebuah perbualan Solon dan pendeta Mesir kuno mengenai Atlantis. Naskah kuno Hinduisme mengenai Ramayana & Bharatayudha. Dinasti Rama kuno, bukti arkeologi mengenai peradaban Monhenjo-Daroo, Easter Island dan Piramid Mesir mahupun Amerika Selatan.

Perhatian tertumpu kepada sebuah teori mengenai kemungkinan manusia pernah memasuki zaman nuklear lebih dari 6000 tahun yang lalu. Peradaban Atlantis di barat, dan dinasti Rama di Timur dianggarkan berkembang dan mengalami saat keemasan di antara tahun 30000 SM sehingga 15000 SM.
Wilayah Atlantis bermula dari lautan Mediteranian hingga ke Pergunungan Andes di seberang Lautan Atlantis manakala Dinasti Rama berkuasa di bahagian Utara India-Pakistan-Tibet hinggalah ke Asia Tengah.


Peninggalan Prasasti di Indus, Mohenjo Daroo dan Easter Island (Pasifik Selatan) sehingga kini masih belum dapat diterjemahkan dan para ahli arkeologi menjangkakan peradaban itu adalah jauh lebih tua dari peradaban tertua yang selama ini diyakini oleh semua manusia (4000 BC).

Beberapa naskah Wedha dan Jain yang diantara lain menceritakan mengenai Ramayana dan Mahabharata, ini ternyata memuatkan bukti sejarah mahupun gambaran teknologi dari Dinasti Rama yang diyakini pernah mengalami zaman keemasan dengan memiliki tujuh kota utama 'Seven Rishi City' yang salah satunya adalah Mohenjo Daroo (Pakistan Utara).

Penulis mengulangi, di dalam suatu babak kitab Mahabarata ada mengesahkan bahawa Arjuna dengan gagah berani duduk dalam Weimana (sebuah benda menyerupai kapal terbang) dan mendarat di tengah air, lalu meluncurkan Gendewa, semacam senjata yang menyerupai rudal/roket yang dapat menimbulkan musibah sekaligus melepaskan nyalaan api yang terang di atas wilayah musuh, lalu bumi bergegar, asap tebal naik tinggi diawanan, dalam beberapa ketika akibat kekuatan ledakan senjata itu maka ia telah menghancurkan dan menghanguskan semua benda serta objek yang ada disitu.

Sehingga kini jawapan yang masih belum ditemukan, senjata apakah yang sebenarnya digunakan oleh Arjuna dengan Weimana-nya itu?

Hasil kajian dan penelitian yang dilakukan di tepi Sungai Gangga, india. Para arkeologi menemukan banyak sekali sisa-sisa dan puing-puing yang telah bertukar menjadi batuan hangus di atas hulu sungai. Batuan yang besar pada runtuhan ini dilekatkan menjadi satu, permukaannya menonjol dan cengkung tidak merata. Jika ingin meleburkan batuan tersebut, suhu yang paling rendah diperlukan adalah sekitar 1800 darjah celsius. Bara api yang biasa tidak mampu mencapai suhu seperti ini, hanya pada ledakan nuklear sahaja yang mampu mencapai suhu sedemikian.

Di dalam hutan primitif di sekitar pendalaman India, kebanyakan ahli arkeologi telah menjumpai lebih banyak runtuhan batu hangus. Tembok kota yang runtuh membentuk hablur seperti kristal, licin berkaca, lapisan luar perabot rumah yang terbuat dari batuan di dalam bangunan juga kelihatan seolah-olah seperti kaca. Selain di India, Babilon kuno, gurun sahara, dan guru Gobi di Mongolia juga telah menemukan runtuhan perang nuklear prasejarah. Batu kaca pada runtuhan semuanya sama persis dengan batu kaca pada kawasan ujian senjata nuklear.


Dari berbagai sumber yang saya pelajari, secara umumnya dapat saya gambarkan mengenai pelbagai teori dan penelitian mengenai subjek ini dan telah memberikan beberapa bahan kajian yang menarik. Antara lain adalah :

# Atlantis dan Dinasti Rama pernah mengalami saat keemasan (Golden Age) sekitar tahun 30000-15000 BC.

# Keduanya telah menguasai teknologi nuklear.


# Keduanya telah memiliki teknologi persenjataan dan aeronautikal yang canggih dengan memiliki pesawat yang berkemampuan dan berbentuk seperti UFO (berdasarkan beberapa catatan) yang disebut di dalam Vimana (Rama) dan Valakri (Atlantis).


# Penduduk Atlantis memiliki sifat agresif dan dipimpin oleh para pendeta (enlighten priests), bersesuaian dengan naskah Plato.

# Dinasti Rama memiliki tujuh kota besar (Seven Rishi's City) dengan ibukota Ayodhya dimana salah satu kotanya yang dapat ditemui sehingga kini adalah Mohenjo-Daro.

# Persaingan dari kedua peradaban tersebut mencapai puncaknya dengan kemusnahan dala menggunakan senjata nuklear.

# Ahli Arkeologi berjaya menemukan puing-puing mahupun sisa-sisa tengkorak manusia di Mohenjo-Daro yang mengandungi kandungan radio-aktif yang hanya terdapat apabila terhasilnya ledakan Thermonuklear skala besar.

# Dalam sebuah epik mengenai Mahabharata, menceritakan dengan kiasan sebuah senjata penghancur missal yang kesannya menyerupai kemusnahan senjata nuklear pada masa kini.

# Beberapa Seloka dalam kitab Wedha dan Jain secara terang dan lengkap menggambarkan bentuk dari 'peralatan terbang' yang disebut 'Vimana' yang ciri-cirinya mirip piring terbang masa kini.

Kesimpulananya segala penyelidikan yang dilakukan menyatakan bahawa umat manusia pernah maju dalam peradaban Atlantis dan Rama. Bahkan jauh sebelum 4000SM manusia pernah memasuki abad antariksa dan teknologi nuklear. Akan tetapi zaman keemasan tersebut berakhir akibat perang nuklear yang dahsyat hingga pada masa sesudahnya, manusia sempat kembali ke zaman primitif sehingga munculnya peradaban Sumeria sekitar 4000 SM atau 6000 tahun yang lalu.



Loji Nuklear yang Berusia 2 juta Tahun di Oklo, Republik Gabon

Pada tahun 1972 terdapat sebuah penemuan luar biasa yang akan memperkukuhkan lagi kajian wujudnya peradaban masa lalu yang telah melalui era pengunaan nuklear dengan penemuan loji Reaktor Nuklear yang berusia dua juta tahun di Oklo sekitar Republik Gabon. Pada tahun yang sama sebuah perusahaan (Perancis) yang mengimport bahan uranium dari Oklo di Republik Gabon, Afrika untuk diproses. Mereka terkejut dengan penemuan bahawa bahan uranium yang diimport ternyata sudah diproses dan digunakan sebelum ini serta kandungan uraniumnya dengan bahan buangan reaktor nuklear hampir sama. Penemuan ini berhasil menarik para ilmuwan untuk datang ke Oklo bagi suatu penelitian, dari hasil kajian menunjukkan adanya sebuah reaktor nuklear berskala besar pada masa prasejarah, dengan kapasiti kurang lebih 500 ton bahan uranium di enam wilayah, dijangkakan ia dapat menghasilkan tenaga sebesar 100 ribu watt. Loji nuklear tersebut terpelihara dengan baik, dengan lay-out yang masuk akal, dan telah beroperasi selama 500 ribu tahun lamanya.

Kejutan demi kejutan ditemui dan yang paling mengejutkan apabila sisa buangan reactor nuklear yang dibuang tidak tersebar luas, kesan radioa aktifnya lebih kurang sekitar 40 meter dari kawasan buangan sisa nuklear, jika kita lihat teknologi pemusnahan sisa reactor nuklear ini jauh lebih hebat berbanding sekarang dan ketika ini kita sibuk membincangkan menangani isu pembuangan sisa nuklear . Ternyata mereka telah maju dan lebih maju dari kita dalam teknologi nuklear dan mengatasi sisa pembuangan loji reactor nuclear . Mereka memanfaatkan alam sekitar dengan sebaik mungkin tanpa berlaku pencemaran dari sisa nuklear yang telah digunakan.

Loji uranium di Oklo telah pun dibangunkan kira-kira dua juta tahun yang lalu, setelah terdapat bukti dari pada data geologi reactor nuklear kemudian telah pun dibangunkan. Hasil kajian para pengkaji mereka sebulat suara mengakui bahawa ini adalah sebuah reactor nuclear kuno, yang akan mengubah cara pengunaan bahan nuklear selama ini, secara tidak langsung ia telah pun memberikan kita cara bagaimana untuk mengatasi sisa pembuangan nuklear. Ia juga telah menghambat para ilmuan untuk lebih serius dalam mempelajari peradaban prasejarah, dengan kata lain sejak zaman pra sejarah mereka telah maju didalam pembangunan dan teknologi nuclear.


Seperti yang kita sedia maklum, penguasaan teknologi atom oleh manusia selepas zaman pra sejarah masih lagi baru, ianya sekitar beberapa puluh tahun yang lalu. Tetepi dengan adanya penemuan ini fakta itu tidak tetap dan sekaligus menerangkan bahwa pada dua juta tahun yang lampau manusia sudah pun memiliki sebuah teknologi yang peradabannya melebihi kita kini, serta lebih maju di dalam cara penggunaan dan pengolahannya. Hal yang patut membuat kita merenung sedalam-dalamnya ialah mengapa manusia zaman prasejarah yang memiliki sebuah teknologi maju tidak dapat mewariskan teknologinya, malah hilang tanpa sebab, yang tinggal hanyalah sedikit kesan lalu. Maka bagaimanakah kita harus meniliti kesemua penemuan ini?

Permulaan sebelum dua juta tahun yang lalu hingga satu juta tahun dari peradaban manusia sekarang ini telah terdapat peradaban manusia. Dalam masa-masa yang sangat lama ini terdapat berapa banyak peradaban yang menuju ke binasaan?. Jika kita abaikan terhadap semua peninggalan-peninggalan peradaban prasejarah ini, sudah tentu kita tidak akan mempelajarinya secara mendalam, apalagi menelusuri bahawa mengapa tidak ada kesinambungannya, lebih-lebih lagi untuk mengetahui penyebab dari musnahnya sebuah peradaban itu dan apakah perkembangan dari ilmu pengetahuan dan teknologi kita sekarang akan mengulangi kemusnahan beberapa peradaban yang lalu?. Betulkah penemuan ini, serta mengapa penemuan-penemuan peradaban prasejarah ini dengan teknologi manusia masa kini hampir serupa dan mungkin mereka lebih maju dari pada kita? Semua masalah ini patut kita renungkan sedalam-dalamnya.


Seperti yang dirakamkan di dalam Al-quran:

Apakah mereka tidak memperhatikan beberapa banyak generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal (generasi itu) telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, iaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas
mereka dan Kami jadikan sungai-sungai yang mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka kerana dosa mereka sendiri dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain.
|Qs.Al-An'am: 6|


Sebenarnya masih banyak lagi misteri-misteri menyelubungi kita yang tersimpan di perut bumi dan lautan. Hanya Allah yang Maha Mengetahui segala yang terkandung di langit dan di bumi. InsyaAllah, semua tanda-tanda kebesaran-Nya yang telah disebutkan dalam Al-Quran akan terungkai jua.

Friday, September 30, 2011

Kelebihan Solat Subuh secara Berjemaah

1- Mendapat pahala seperti menghidupkan malam keseluruhannya

عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ :

(( مَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ فَهُوَ كَمَنْ قَامَ نِصْفَ اللَّيْلِ ، وَمَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ فَهُوَ كَمَنْ قَامَ اللَّيْلَ كُلَّهُ )) .

[ مسلم ]

Diriwayatkan dari Uthman bin Affan r.anhu bahawasanya nabi s.a.w bersabda:

“ Sesiapa yang solat Isyak secara berjemaah akan mendapat pahala seolah-olah bangun separuh malam dan sesiapa yang solat subuh berjemaah akan mendapat pahala bangun sepenuh malam. [ HR Imam Muslim]

2- Mendapat Perlindungan Allah

فَعَنْ جُنْدَبِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ يَقُولُ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :

(( مَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فَهُوَ فِي ذِمَّةِ اللَّهِ.

[ البخاري ]

Daripada Jundub bin Abdullah berkata: Bersabda rasul s.a.w

“ Sesiapa yang menunaikan solat subuh, maka dia berada dalam perlindungan Allah.

3 – Malaikat akan menjaganya sepanjang hari

عن رجل صحب النبى صلى الله عليه و سلم قال : بلغنى ان الملك يغدوا برايتة مع اول غاد الى المسجد فيظل معه حتى يصلى ثم يخرج معه حتى يدخل بها الى منزله و بلغنى ان الشيطان يغدوا برايتة الى اول غاد الى السوق فيظل معه حتى منزله

Dari seorang lelaki yang menemani nabi s.a.w berkata, sampai kepadaku bahawa malaikat berpagi dengan membawa bendera bersama orang yang pertama ke masjid, malaikat akan bersama dengannya sehingga dia solat, kumudian akan keluar bersamanya sehinggalah dia masuk ke rumahnya, dan sampai juga kepadaku bahawa syaitan berpagi dengan membawa bendera bersama orang yang pertama ke pasar dan akan bersama dengannya sehingga ke rumah.

Hadith ini disebut oleh al-Munziriyy dalam al-Targhib wa al-Tarhib

4 – Orang yang melakukan solat subuh secara berjemaah malaikat akan berkumpul dengannya dan mendoakannya

قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : يتعاقبون فيكم ملائكة بالليل و ملائكة بالنهار و يجتمعون فى صلاة الفجر و صلاة العصر فيعرجون فيسألهم الله و هو اعلم كيف تركتم عبادى : يقولون تركناهم و هم يصلون و اتيناهم و هم يصلون فأغفر لهم يوم الدين (متفق عليه)

Bersabda rasul s.a.w:Para malaikat malam bertukar dengan malaikat siang dan mereka berhimpun pada waktu solat subuh dan solat Asar, mereka kemudian naik ke langit Allah bertanya kepada mereka dan Dia lebih mengetahui. ” Bagaimana kamu tinggalkan hamba-ku?”

Para malaikat menjawab: Kami tinggalkan mereka dalam keadaan menunaikan solat dan kami bertemu dengan mereka juga dalam keadaan menunaikan solat, ampunkanlah mereka pada hari pembalasan. ”Hadith Muttafaqun ’Alayhi

5 – Orang yang melakukan solat subuh berjemaah berpeluang untuk mendapat pahala haji dan umrah setiap hari

عن أنس رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: من صلى الفجر في جماعة، ثم قعد يذكر الله تعالى حتى تطلع الشمس، ثم صلى ركعتين، كانت له كأجر حجة وعمرة تامة تامة تامة

Diriwayatkan daripada Anas R.anhu katanya: Sesiapa yang solat subuh secara berjemaah, kemudian dia duduk mengingati Allah sehingga terbit matahari, kemudian dia mengerjakan solat sebanyak dua rakaat, dia akan mendapat pahala seperti pahala haji dan umrah, sempurna. Sempurna. sempurna.

6 – Allah menjanjikan orang yang menjga solat subuh berjemaah untuk dimasukkan ke syurga

حديث أبي موسي(رضي الله عنه

(( قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : من صلى البردين دخل الجنة ))

“Sesiapa yang melakukan dua solat yang sejuk secara berjemaah akan memasuki syurga.”

Dua solat yang sejuk ialah solat subuh dan asar

7 – Allah s.w.t tidak akan memasukkannya ke dalam neraka

قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : لم يلج النار أحد صلى قبل طلوع الشمس و قبل غروبها رواه مسلم

Sabda rasul s.a.w : Tidak akan masuk neraka seorang yang menunaikan solat sebelum terbit matahari dan sebelum tenggelam.

8 – Selamat dari sifat munafiq

من حافظ على صلاة الفجر فى جماعة فقد (( قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : ان اثقل صلاة على المنافقين صلاة الفجر و صلاة العشاء )) . و فى رواية (( ما يشهدهما منافق

Sabda rasul s.a.w:

“ Sesungguhnya solat yang paling berat ke atas orang munafiq ialah solat subuh dan solat Isyak dan dalam riwayat yang lain: Solat subuh dan isyak tidak dihadiri oleh orang munafiq

9 – Allah swt memberikan kepada cahaya dalam kegelapan hari Qiamat

(( قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : بشر المشائين فى الظلم الى المساجد بالنور التام يوم القيامة ))

Sabda rasul s.a.w:

“ Bergembirah orang yang berjalan dalam gelap untuk ke masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat.”

Solat yang gelap ialah solat Isyak dan subuh

Thursday, August 25, 2011

EMIR BERCERITA: Contoh sms dan email ucapan Hari Raya

EMIR BERCERITA: Contoh sms dan email ucapan Hari Raya: bèrlålü råmådhån meñgusik jiwå,dåtångnyèr syåwål meñgundång båhågiå..håri kemènångån disåmbut rìå,tåñdå kèbèsarån yåñg måhå ÉSÄ.tulus ingata...

Contoh sms dan email ucapan Hari Raya

bèrlålü råmådhån meñgusik jiwå,dåtångnyèr syåwål meñgundång båhågiå..håri kemènångån disåmbut rìå,tåñdå kèbèsarån yåñg måhå ÉSÄ.tulus ingatan

Tangan x mampu b'jabat malah wajah x mampu b'tatap..Hnya bibir t'niat utk b'ucap.. Salam aidilfitri.Maaf zahir § batin dr hjg rambt higga hjg kaki,dr tgn hgga ke hati

tanam serai bsama halia,
utk jualan di pinggir kota,
hari raya hari yg mulia,
tangan dihulur maaf dipinta

SLMT ARI RAYA AIDIL FITRI..MAAF ZAHIR & BATIN



(') = -=*" * " *
__ii__ Pelita
I____I diletak
diatas para, Hendak dinyalakan d tepi perigi,SMS dhantar pengganti kad raya,Tanda igtn d aidilfitri..SALAM LEBARAN


Dlm kerendahan hati, ada ketinggian budi,
Dlm kemiskinan harta,ada kekayaan jiwa.
Dlm kelembutan lidah,ada keterlanjuran kata.
Dlm gurau dan senda,ada khilaf dan dosa.
Harap dimaafi segala-segalanya.
"Selamat Hari Raya"Maaf Zahir Batin,
Semoga kita semua dirahmati Allah S.W.T sepanjang masa...


Kawan bukan satu tp beribu, bukan sementara tp selamanya, bukan untuk dimusuhi tp disygi, bukan untuk dilupai tp diingati, bukan hanya disini tp dimana2. Bukan setakat ini tp hingga ke akhir hayat. SELAMAT HARI RAYA AIDIL FITRI, MAAF ZAHIR DAN BATIN -


Dlm kerendahan diri ada ketinggian budi,dalam kemiskinan harta,ada kekayaan jiwa,dalam klembutan lidah ada juga kterlanjuran kata,dalam gurau dn senda tntu ada kesilapan dn dosa.MOHON MAAF DIATAS SEGALANYA,''
SELAMAT HARI RAYA MAAF ZAHIR BATIN''

Mkn roti brsama kaya. Slmt hri raya. Mkn karipap brinti sardin. Maaf zahir batin.

Selamat hari raya aidilfitri..
Maaf zahir dan batin..


Salam, WaLaU LaNgKaH TaK BrTeMu, TaNgAn TaK BeRjAbAt,UcAp TaK TrDeNgAr, MaTa TaK BeRtAtAp,TaPi IzInKaN HaTi MeMoHoN MaAf, ZaHiR & BaTiN."SELAMAT HARI RAYA AIDILFITRI".




Pèlita diletak diatas para,
Hendak dinyalakan di tepi perigi;
SMS dihantar pengganti kad raya,
TÄNDA ingatañ di Aidìlfitri..
Jika ada sälah &silap yg dilaku dengan sengaja atau tak sengaja harap dimaafkan...
Se£amat Hari RÄya AIDilfitri.. Maaf zahir&batin.

Semoga Allah jadikan Subuhmu Cahaya, Zohormu Gembira, Asarmu Bahagia, Maghribmu Keampunan, Isyak mu Keberkatan dan doa mu diterima, diberkati rezeki mu serta dibuka pada mu pintu syurga tanpa sempadan. Salam Aidil Fitri
Dalam kerendahan hati ada keluhuran budi..
Dalam kemiskinan harta ada kekayaan jiwa.. Dalam keriuhan bicara ada terkasar bahasa dan terlanjur kata..
Hidup ini indah jika ada maaf sesama kita..
SELAMAT MENYAMBUT HARI RAYA AIDIL FITRI MAAF ZAHIR & BATIN –


RuMaH DiHiAs BaGai IsTaNa,BuAt P'sIApAn D HaRi RaYa,JaRi Ku SuSuN MaAf Ku PiNtA,SmS Ku HaNtAr PeNgGaNtI KaD RaYa. "SeLàMàT HàRì RàYà,MàAf ZàHìR & BàTìN عيدالفطري.

.i. * c .i.
* l.l _£_ l.l *
.l.l_(""") _l.l.
.:l.:.:.:.:.:i:.:.:.:.:.l:.
SÉLÄMÄT MÑYÄMBÜT ÄIDILFITRI MÄÄF ZÄHIR DÄN BÄTIN.



Jika kesilapan semalam belum terampun, "MAAFKANLAH",
Jika kesilapan hari ni menyakitkan hati, "LUPAKANLAH",
Jika kesilapan esok mendatang, janganlah di bawa ke AKHIRAT,
ingin ku meyusun sepuluh jari
Mohon Ampun &Maaf


WaLAu LaNgkAH TaK BeRTeMu, TaNgaN TaK BeRJaBaT, UcaP TaK TeRDeNgaR, MaTA TaK BeRTeNTaNG...MoHoN MaAF sEGaLa KekHiLaFaN KeRaNA aDa TiKaNyA MaTa SiLaP MeMaNdANg, TeLiNGa SaLaH MeNdeNgaR, LiDaH TeRLaNjuR BeRkATa-KatA & HaTI TeRsaLaH MeNDuGa. SALAM AIDILFITRI..MAAF ZAHIR BATIN-


sBUlan BrlALu mNmpUH dguaan..kiNI msenYE mraiKAn kEJayaan..taRBiah rmdHAn prLU dtRSkn..jdkN amlN sNjg kHDpn..bmAFaan sSma inSN,mge trlRAi sgla psgkTAan..SElamat haRI rayE aidlFItri..mAAf zahr n Btin

Walau wajah x btemu,
tgn x berjabat,
ucap x terdengar,
dr hati yg tulus ikhlas,
maaf jua dipinta. slmt menyambut aidilfitri.
maaf zahir & batin:dr.




Täñgäñ kü hülür täk kesämpäiäñ,señyüm kü ükir täk kelihätän,sms kü kirim täñdä ingätän, d äidilfitri kitä ber määfän.SeLaMaT HaRi RaYa MaAf ZahIr BaTIn.

Ya ALLAH, diakhir ramadan yg barkah ini, muliakan dan sayangi saudaraku yg sedang baca sms ini. Bahagiakan keluarganya, sihatkan tubuh badannya, berkati rezekinya, kuatkan imannya. Berilah kenikmatan ibadah padanya, jauhkan nya dari fitnah. Suburkan benih KEISLAMAN pada zuriat keturunan nya dan masukkan dia dlm syurgaMU tanpa hisab. Amin Ya ALLAH. SeLaMaT HaRi RaYa AiDiLfiTrI. MAAF ZAHIR & BATIN.



BERTAKBIRLAH ATAS PETUNJUK ALLAH KE ATAS KAMU. SEMOGA KAMU ORANG YANG BERSYUKUR. (AL-BAQARAH).
JAMBANGAN INDAH LAGI BERSERI, MENJADI HIASAN DI AIDILFITRI, SMS DIKIRIM PENGGANTI DIRI, TANDA INGATAN TAK LAYU DI HATI. SELAMAT HARI RAYA AIDILFITRI MAAF ZAHIR DAN BATIN.

Bunga di petik indah berseri, menjadi hìasan di aidilfitri, sms dhntr pganti diri, tanda ingatan tak layu dhati... Selamat Hari Raya Aidilfitri. Jari di susun maaf dipinta.. pd bicara & pbuatan yg x dsedari. Maaf Zahir & Batin..

Tangan di hulur tak kesampaian..
Senyum di ukir tak kelihatan..
Sms di kirim tanda ingatan..
Di Aidilfitri kita bermaafan..
SeLaMaT HaRi RaYa AiDiLFiTri MaAf ZaHiR & BaTiN..

Dlm kerendahan hati ada ketinggian budi, Dlm kemiskinan harta ada kekayaan jiwa, Dlm kelembutan lidah ada juga keterlanjuran kata, Dlm gurau & senda tentu ada khilaf & dosa.. Selamat Hari Raya Aidilfitri, maaf zahir & batin..
Nyimpen jenang nang jero tin,
arek digowo mareng suro, keluputan kulo lahir batin, salah silap njalok ngapuro.
Bocah cilik mangan sego, sego dipangan karo gulo, wes suwi orak ngomong jowo,
dino royo njalok ngapuro.
Buko poso lawuh'e gereh, njegor sunge dicaplok boyo,
keluputanku sing akeh akeh,
urep nang dunio saleng ngapuro. Salam Aidilfitri



Dlm kerendahan hati, ada ketinggian budi, dlm kemiskinan harta, ada kekayaan jiwa, dlm kelembutan lidah, ada juga keterlanjuran kata, dlm gurau senda, tentu ada khilaf dan dosa.... Mohon ampun dan maaf di atas segalanya... Selamat Hari Raya Aidilfitri Maaf Zahir & Batin..
Ya ALLAH, diakhir ramadan yg barkah ini, muliakan dan sayangi saudaraku yg sedang baca sms ini. Bahagiakan keluarganya, sihatkan tubuh badannya, berkati rezekinya, kuatkan imannya. Berilah kenikmatan ibadah padanya, jauhkan nya dari fitnah. Suburkan benih KEISLAMAN pada zuriat keturunan nya dan masukkan dia dlm syurgaMU tanpa hisab. Amin Ya ALLAH. SeLaMaT HaRi RaYa AiDiLfiTrI. MAAF ZAHIR & BATIN -

Sebulan sudah kita berpuasa,
Semoga diterima amalan kita,
Tangan dihulur berjabat mesra,
Tanda kemaafan sesama kita.
SELAMAT HARI RAYA MAAF ZAHIR BATIN!




¤> Lisan kadang
tak terjaga
¤> Janji kadang
terabaikan
¤> Hati kadang
berprasangka
¤> Sikap kadang
menyakitkan
Harapan ini menjadi indah jika selalu ada maaf diantara kita, Syawal akan menjelang . Memohon maaf lahir dan batin .

Sebening air wudhu', sesuci alqur'an,semerdu alunan zikir, seindah solat 5 waktu, setenang hati yg tiada rasa benci & dendam. Andai tgnku x smpt bjabat, jika muka x smpt brtatap, bukalah pintu maaf untukku, slmat menyambut AIDILFITRI

Jika smua harta adalah racun,maka ZAKATlah penawarnya' Jika keseluruhan umur adalah dosa maka TAUBATlah ubatnya,..dan jika seluruh tahun adalah sengketa ,maka AWAL SYAWALlah pemutihnya.. Slamat Hari Raya Maaf Zahir Batin




☆。★。☆。★
。☆。*。☆。
★。\|/。★
* SELAMAT *
* HARI RAYA *
MAAFZAHIR BATIN
★。/|\。★
。☆。*。☆。


Secebis KASIH membuat kita SAYANG. Seucap JANJI membuat kita PERCAYA. Sekecil LUKA membuat KECEWA. Tapi sebuah PERSAHABATAN selamanya BERMAKNA. Salam Aidilfitri, maaf zahir batin . Smg Allah memanjangkn usia & memurahkn rezeki.


Kimono dibeli dinegeri Jepun,Lemang dimakan di pagi raya, salah silap harap diampun, semoga hidup terus berjaya. SHR Aidilfitri MZB.

"suburkan sifat mahmudah dan singkir sifat mazmumah serta BaHaGiAKaNLaH iNSaN YaNG Terima sms iNi DMaNa Jua Dia BeRaDa. sElAmÄT hArI rAya PuAsA.."
MaaF ZaHIr bAtiN "AaaMIN...."

Biär renggäng difänä duniä,biär hinä dimätä mänusia,biär semängät semäkin tuä,biär härtä semakin tiädä,biär äkäl semäkin berusia,biär jäuh kedudukän kitä,biär juräng pängkät kitä.Jgn tergädäi siläturähim äntärä kitä.. SELAMAT MENYAMBUT HARI RAYA.
DALAM KESYUKURAN saya PANJATKAN DOA semoga di . .
. . beri KESIHATAN . .
. . ketabahan HATI
. . panjangkan UMUR . . &
. . murahkan REZEKI . .

setelah sebulan berpuasa, layaklah kita sambut hari KEMENANGAN . .
. . ALLAHU AKBAR . . .
. . ALLAHU AKBAR . . .
. . ALLAHU AKBAR WALILLAH HILHAM . . .

dgn KERENDAHAN HATI se10 jari disusun MAAF dipinta atas kelemahan saya
. . salah mendengar
. . keterlanjuran bicara
. . khilaf mentafsir
. . silap menduga

. . . SELAMAT HARI RAYA . . . . . . . . . AIDILFITRI . . . . . .
... . MAAF ZAHIR BATIN . ...

Ya Allah, Ya Rabbi ya Tuhanku , sempena akhir RAMADHAN AL MUBARAK yg barakah ini, muliakan dan sayangi SAUDARAku ini sebagaimana engkau menyayanginya kekasih mu, Nabi Muhamad s.w., Bahagiakan keluarganya,sihatkan tubuh badan nya, berkatilah rezeki nya, kuatkan imannya, berilah kenikmatan ibadah kpdnya, jauhkannya dari fitnah dan malapetaka. Masukkan dirinya ke dlm syurgaMu tanpa hisab. Amin-amin ya Rabbal'alamin..... SELAMAT HARI RAYA AIDILFIRI. MAAF DZAHIR & BATIN.

Mengimbas kembali kata yg diucap... Mengingat kembali janji yg dikata... Mengimbau kembali masa yg berlalu... Merenung kembali hati yg terguris... Menyingkap kembali amanah yg dipikul... Izinkan sy memohon maaf....kiranya ada lisan yg tak terjaga, janji yg terabai, hati yg berprasangka dan sikap yg pernah menyakiti. SELAMAT HARI RAYA AIDIL FITRI. MAAF ZAHIR BATIN.



WaLaU LaNgKaH TaK BeRtEmU,TaNgAn TaK BeRjAbAt,UcAp TaK TeRdEnGaR,MaTa TaK BeRtAtAp,TaPi IzInKaN HaTi MeMoHoN MaAf,ZaHiR & BaTiN..SeLaMaT HaRi RaYa AiDiLfItRi..

Ada ketikanya MATA silap mmandang...
TELINGA salah mndengar...
LIDAH trlanjur brkata-kata...
FIKIRAN khilaf mnafsir dan...
HATI silap mnduga...
Selamat Aidilfitr maaf zahir batin.

与E化么M么个
行么民i 民公¥么
么iDi化 于i个民i
M么么于 Z么Hi民
B么个i几... Sèmögä Rämädhän kälî înî mèmbäwä kèménängän kèpädä kîtä semuä.

Biär renggäng di fänä duniä, biär hinä dimätä mänusia, biär semängät semäkin tuä, biär härtä semakin tiädä,biär äkäl semäkin berusia; biär jäuh kedudukän kitä biär juräng pängkät kitä Jgn tergädäi siläturähim äntärä kitä...SELAMAT MENYAMBUT SYAWAL MAAF ZAHIR DAN BATIN

Ramadan ini ,
Menuntut kecekalan, kesungguhan,
Setiap usaha adalah
Khazanah ibadah,
Mengapai keredaan,
Mematangkn keyakinan
dlm memanjat kesyukuran.
SHRaya. Maaf zahir batin.


Berakhir sudah Ramadhan, Syawal pula datang menjelma...
Maaf dipinta, 10 jari disusun memohon ampun, sempena Syawal yg akan menjelang tiba...
SELAMAT HARI RAYA, MAAF ZAHIR & BATIN

Nggodok kupat nen ngisor ondo, godong nipah digawe atep, salah silapku njaluk ngapuro, ketemu meneh neng taun ngarep" selamat hari raya maaf zahir batin.

Tiada kata seindah zikir,tiada ibadah seindah puasa,tiada hari seindah Jumaat, tiada bulan seindah Ramadhan.Untuk itu izinkan kedua tapak tangan bertangkup memohon maaf untuk lisan yg terlanjur,janji yg terabai,hati yg berprasangka dan semua sikap yg menyakitkan.SELAMAT HARI RAYA AIDILFITRI, MAAF ZAHIR @ BATIN.

Takbir bergema dipagi Aidìlfitri tanda Ramadhan melabuhkan tirai, bersamalah kita menghulurkan tangan mohon kemaafan. Selamat hari raya aidil fitri.

¤> Lisan kadang
tak terjaga
¤> Janji kadang
terabaikan
¤> Hati kadang
berprasangka
¤> Sikap kadang
menyakitkan
Harapan ini menjadi indah jika selalu ada maaf diantara kita, Syawal akan menjelang . Memohon maaf lahir dan batin .

Wednesday, August 3, 2011

Penceritaan Ashabulkahfi oleh Saydina Ali Bin Abi Talib semasa ditanya oleh Pendeta Yahudi




Dalam surat al-Kahfi, Allah SWT menceritakan tiga kisah masa lalu, yaitu kisah Ashabul Kahfi, kisah pertemuan nabi Musa as dan nabi Khidzir as serta kisah Dzulqarnain. Kisah Ashabul Kahfi mendapat perhatian lebih dengan digunakan sebagai nama surat dimana terdapat tiga kisah tersebut. Hal ini tentu bukan kebetulan semata, tapi karena kisah Ashabul Kahfi, seperti juga kisah dalam al-Quran lainnya, bukan merupakan kisah semata, tapi juga terdapat banyak pelajaran (ibrah) didalamnya.


Ashabul Kahfi adalah nama sekelompok orang beriman yang hidup pada masa Raja Diqyanus di Romawi, beberapa ratus tahun sebelum diutusnya nabi Isa as. Mereka hidup ditengah masyarakat penyembah berhala dengan seorang raja yang dzalim. Ketika sang raja mengetahui ada sekelompok orang yang tidak menyembah berhala, maka sang raja marah lalu memanggil mereka dan memerintahkan mereka untuk mengikuti kepercayaan sang raja. Tapi Ashabul Kahfi menolak dan lari, dikejarlah mereka untuk dibunuh. Ketika mereka lari dari kejaran pasukan raja, sampailah mereka di mulut sebuah gua yang kemudian dipakai tempat persembunyian.

Dengan izin Allah mereka kemudian ditidurkan selama 309 tahun di dalam gua, dan dibangkitkan kembali ketika masyarakat dan raja mereka sudah berganti menjadi masyarakat dan raja yang beriman kepada Allah SWT (Ibnu Katsir; Tafsir al-Quran al-'Adzim; jilid:3 ; hal.67-71).
Berikut adalah kisah Ashabul Kahfi (Penghuni Gua) yang ditafsir secara jelas jalan ceritanya.....
Penulis kitab Fadha'ilul Khamsah Minas Shihahis Sittah (jilid II, halaman 291-300), mengetengahkan suatu riwayat yang dikutip dari kitab Qishashul Anbiya. Riwayat tersebut berkaitan dengan tafsir ayat 10 Surah Al-Kahfi:
إِذْ أَوَى الفِتْيَةُ إِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوْا رَبَّنَا ءَاتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا
"(Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu mereka berdo'a: "Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)" (QS al-Kahfi:10)
Dengan panjang lebar kitab Qishashul Anbiya mulai dari halaman 566 meriwayatkan sebagai berikut:

Di kala Umar Ibnul Khattab memangku jabatan sebagai Amirul Mukminin, pernah datang kepadanya beberapa orang pendeta Yahudi. Mereka berkata kepada Khalifah: "Hai Khalifah Umar, anda adalah pemegang kekuasaan sesudah Muhammad dan sahabatnya, Abu Bakar. Kami hendak menanyakan beberapa masalah penting kepada anda. Jika anda dapat memberi jawaban kepada kami, barulah kami mau mengerti bahwa Islam merupakan agama yang benar dan Muhammad benar-benar seorang Nabi. Sebaliknya, jika anda tidak dapat memberi jawaban, berarti bahwa agama Islam itu bathil dan Muhammad bukan seorang Nabi."
"Silakan bertanya tentang apa saja yang kalian inginkan," sahut Khalifah Umar.
"Jelaskan kepada kami tentang induk kunci (gembok) mengancing langit, apakah itu?" Tanya pendeta-pendeta itu, memulai pertanyaan-pertanyaannya.

"Terangkan kepada kami tentang adanya sebuah kuburan yang berjalan bersama penghuninya, apakah itu?

Tunjukkan kepada kami tentang suatu makhluk yang dapat memberi peringatan kepada bangsanya, tetapi ia bukan manusia dan bukan jin!

Terangkan kepada kami tentang lima jenis makhluk yang dapat berjalan di permukaan bumi, tetapi makhluk-makhluk itu tidak dilahirkan dari kandungan ibu atau atau induknya!

Beritahukan kepada kami apa yang dikatakan oleh burung puyuh (gemak) di saat ia sedang berkicau! Apakah yang dikatakan oleh ayam jantan di kala ia sedang berkokok! Apakah yang dikatakan oleh kuda di saat ia sedang meringkik? Apakah yang dikatakan oleh katak di waktu ia sedang bersuara? Apakah yang dikatakan oleh keledai di saat ia sedang meringkik? Apakah yang dikatakan oleh burung pipit pada waktu ia sedang berkicau?"

Khalifah Umar menundukkan kepala untuk berfikir sejenak, kemudian berkata: "Bagi Umar, jika ia menjawab 'tidak tahu' atas pertanyaan-pertanyaan yang memang tidak diketahui jawabannya, itu bukan suatu hal yang memalukan!''

Mendengar jawaban Khalifah Umar seperti itu, pendeta-pendeta Yahudi yang bertanya berdiri melonjak-lonjak kegirangan, sambil berkata: "Sekarang kami bersaksi bahwa Muhammad memang bukan seorang Nabi, dan agama Islam itu adalah bathil!"

Salman Al-Farisi yang saat itu hadir, segera bangkit dan berkata kepada pendeta-pendeta Yahudi itu: "Kalian tunggu sebentar!"
Ia cepat-cepat pergi ke rumah Ali bin Abi Thalib. Setelah bertemu, Salman berkata: "Ya Abal Hasan, selamatkanlah agama Islam!"

Imam Ali r.a. bingung, lalu bertanya: "Mengapa?"

Salman kemudian menceritakan apa yang sedang dihadapi oleh Khalifah Umar Ibnul Khattab. Imam Ali segera saja berangkat menuju ke rumah Khalifah Umar, berjalan lenggang memakai burdah (selembar kain penutup punggung atau leher) peninggalan Rasul Allah s.a.w. Ketika Umar melihat Ali bin Abi Thalib datang, ia bangun dari tempat duduk lalu buru-buru memeluknya, sambil berkata: "Ya Abal Hasan, tiap ada kesulitan besar, engkau selalu kupanggil!"

Setelah berhadap-hadapan dengan para pendeta yang sedang menunggu-nunggu jawaban itu, Ali bin Abi Thalib herkata: "Silakan kalian bertanya tentang apa saja yang kalian inginkan. Rasul Allah s.a.w. sudah mengajarku seribu macam ilmu, dan tiap jenis dari ilmu-ilmu itu mempunyai seribu macam cabang ilmu!"

Pendeta-pendeta Yahudi itu lalu mengulangi pertanyaan-pertanyaan mereka. Sebelum menjawab, Ali bin Abi Thalib berkata: "Aku ingin mengajukan suatu syarat kepada kalian, yaitu jika ternyata aku nanti sudah menjawab pertanyaan-pertanyaan kalian sesuai dengan yang ada di dalam Taurat, kalian supaya bersedia memeluk agama kami dan beriman!"
"Ya baik!" jawab mereka.
"Sekarang tanyakanlah satu demi satu," kata Ali bin Abi Thalib.

Mereka mulai bertanya: "Apakah induk kunci (gembok) yang mengancing pintu-pintu langit?"
"Induk kunci itu," jawab Ali bin Abi Thalib, "ialah syirik kepada Allah. Sebab semua hamba Allah, baik pria maupun wanita, jika ia bersyirik kepada Allah, amalnya tidak akan dapat naik sampai ke hadhirat Allah!"
Para pendeta Yahudi bertanya lagi: "Anak kunci apakah yang dapat membuka pintu-pintu langit?"
Ali bin Abi Thalib menjawab: "Anak kunci itu ialah kesaksian (syahadat) bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah!"
Para pendeta Yahudi itu saling pandang di antara mereka, sambil berkata: "Orang itu benar juga!"

Mereka bertanya lebih lanjut: "Terangkanlah kepada kami tentang adanya sebuah kuburan yang dapat berjalan bersama penghuninya!"

"Kuburan itu ialah ikan hiu (hut) yang menelan Nabi Yunus putera Matta," jawab Ali bin Abi Thalib. "Nabi Yunus as. dibawa keliling ketujuh samudera!"

Pendeta-pendeta itu meneruskan pertanyaannya lagi: "Jelaskan kepada kami tentang makhluk yang dapat memberi peringatan kepada bangsanya, tetapi makhluk itu bukan manusia dan bukan jin!"
Ali bin Abi Thalib menjawab: "Makhluk itu ialah semut Nabi Sulaiman putera Nabi Dawud alaihimas salam. Semut itu berkata kepada kaumnya: "Hai para semut, masuklah ke dalam tempat kediaman kalian, agar tidak diinjak-injak oleh Sulaiman dan pasukan-nya dalam keadaan mereka tidak sadar!"

Para pendeta Yahudi itu meneruskan pertanyaannya: "Beritahukan kepada kami tentang lima jenis makhluk yang berjalan di atas permukaan bumi, tetapi tidak satu pun di antara makhluk-makhluk itu yang dilahirkan dari kandungan ibunya atau induknya!"
Ali bin Abi Thalib menjawab: "Lima makhluk itu ialah, pertama, Adam. Kedua, Hawa. Ketiga, Unta Nabi Shaleh. Keempat, Domba Nabi Ibrahim. Kelima, Tongkat Nabi Musa (yang menjelma menjadi seekor ular)."
Dua di antara tiga orang pendeta Yahudi itu setelah mendengar jawaban-jawaban serta penjelasan yang diberikan oleh Imam Ali r.a. lalu mengatakan: "Kami bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah!"

Tetapi seorang pendeta lainnya, bangun berdiri sambil berkata kepada Ali bin Abi Thalib: "Hai Ali, hati teman-temanku sudah dihinggapi oleh sesuatu yang sama seperti iman dan keyakinan mengenai benarnya agama Islam. Sekarang masih ada satu hal lagi yang ingin kutanyakan kepada anda."

"Tanyakanlah apa saja yang kau inginkan," sahut Imam Ali.
"Coba terangkan kepadaku tentang sejumlah orang yang pada zaman dahulu sudah mati selama 309 tahun, kemudian dihidupkan kembali oleh Allah. Bagaimana hikayat tentang mereka itu?" Tanya pendeta tadi.
Ali bin Ali Thalib menjawab: "Hai pendeta Yahudi, mereka itu ialah para penghuni gua. Hikayat tentang mereka itu sudah dikisahkan oleh Allah s.w.t. kepada Rasul-Nya. Jika engkau mau, akan kubacakan kisah mereka itu."

Pendeta Yahudi itu menyahut: "Aku sudah banyak mendengar tentang Qur'an kalian itu! Jika engkau memang benar-benar tahu, coba sebutkan nama-nama mereka, nama ayah-ayah mereka, nama kota mereka, nama raja mereka, nama anjing mereka, nama gunung serta gua mereka, dan semua kisah mereka dari awal sampai akhir!"
Ali bin Abi Thalib kemudian membetulkan duduknya, menekuk lutut ke depan perut, lalu ditopangnya dengan burdah yang diikatkan ke pinggang. Lalu ia berkata: "Hai saudara Yahudi, Muhammad Rasul Allah s.a.w. kekasihku telah menceritakan kepadaku, bahwa kisah itu terjadi di negeri Romawi, di sebuah kota bernama Aphesus, atau disebut juga dengan nama Tharsus. Tetapi nama kota itu pada zaman dahulu ialah Aphesus (Ephese). Baru setelah Islam datang, kota itu berubah nama menjadi Tharsus (Tarse, sekarang terletak di dalam wilayah Turki). Penduduk negeri itu dahulunya mempunyai seorang raja yang baik. Setelah raja itu meninggal dunia, berita kematiannya didengar oleh seorang raja Persia bernama Diqyanius. Ia seorang raja kafir yang amat congkak dan dzalim. Ia datang menyerbu negeri itu dengan kekuatan pasukannya, dan akhirnya berhasil menguasai kota Aphesus. Olehnya kota itu dijadikan ibukota kerajaan, lalu dibangunlah sebuah Istana."

Baru sampai di situ, pendeta Yahudi yang bertanya itu berdiri, terus bertanya: "Jika engkau benar-benar tahu, coba terangkan kepadaku bentuk Istana itu, bagaimana serambi dan ruangan-ruangannya!"

Ali bin Abi Thalib menerangkan: "Hai saudara Yahudi, raja itu membangun istana yang sangat megah, terbuat dari batu marmar. Panjangnya satu farsakh (= kl 8 km) dan lebarnya pun satu farsakh. Pilar-pilarnya yang berjumlah seribu buah, semuanya terbuat dari emas, dan lampu-lampu yang berjumlah seribu buah, juga semuanya terbuat dari emas. Lampu-lampu itu bergelantungan pada rantai-rantai yang terbuat dari perak. Tiap malam apinya dinyalakan dengan sejenis minyak yang harum baunya. Di sebelah timur serambi dibuat lubang-lubang cahaya sebanyak seratus buah, demikian pula di sebelah baratnya. Sehingga matahari sejak mulai terbit sampai terbenam selalu dapat menerangi serambi. Raja itu pun membuat sebuah singgasana dari emas. Panjangnya 80 hasta dan lebarnya 40 hasta. Di sebelah kanannya tersedia 80 buah kursi, semuanya terbuat dari emas. Di situlah para hulubalang kerajaan duduk. Di sebelah kirinya juga disediakan 80 buah kursi terbuat dari emas, untuk duduk para pepatih dan penguasa-penguasa tinggi lainnya. Raja duduk di atas singgasana dengan mengenakan mahkota di atas kepala."

Sampai di situ pendeta yang bersangkutan berdiri lagi sambil berkata: "Jika engkau benar-benar tahu, coba terangkan kepadaku dari apakah mahkota itu dibuat?"

"Hai saudara Yahudi," kata Imam Ali menerangkan, "mahkota raja itu terbuat dari kepingan-kepingan emas, berkaki 9 buah, dan tiap kakinya bertaburan mutiara yang memantulkan cahaya laksana bintang-bintang menerangi kegelapan malam. Raja itu juga mempunyai 50 orang pelayan, terdiri dari anak-anak para hulubalang. Semuanya memakai selempang dan baju sutera berwarna merah. Celana mereka juga terbuat dari sutera berwarna hijau. Semuanya dihias dengan gelang-gelang kaki yang sangat indah. Masing-masing diberi tongkat terbuat dari emas. Mereka harus berdiri di belakang raja. Selain mereka, raja juga mengangkat 6 orang, terdiri dari anak-anak para cendekiawan, untuk dijadikan menteri-menteri atau pembantu-pembantunya. Raja tidak mengambil suatu keputusan apa pun tanpa berunding lebih dulu dengan mereka. Enam orang pembantu itu selalu berada di kanan kiri raja, tiga orang berdiri di sebelah kanan dan yang tiga orang lainnya berdiri di sebelah kiri."

Pendeta yang bertanya itu berdiri lagi. Lalu berkata: "Hai Ali, jika yang kau katakan itu benar, coba sebutkan nama enam orang yang menjadi pembantu-pembantu raja itu!"

Menanggapi hal itu, Imam Ali r.a. menjawab: "Kekasihku Muhammad Rasul Allah s.a.w. menceritakan kepadaku, bahwa tiga orang yang berdiri di sebelah kanan raja, masing-masing bernama Tamlikha, Miksalmina, dan Mikhaslimina. Adapun tiga orang pembantu yang berdiri di sebelah kiri, masing-masing bernama Martelius, Casitius dan Sidemius. Raja selalu berunding dengan mereka mengenai segala urusan.

Tiap hari setelah raja duduk dalam serambi istana dikerumuni oleh semua hulubalang dan para punggawa, masuklah tiga orang pelayan menghadap raja. Seorang diantaranya membawa piala emas penuh berisi wewangian murni. Seorang lagi membawa piala perak penuh berisi air sari bunga. Sedang yang seorangnya lagi membawa seekor burung. Orang yang membawa burung ini kemudian mengeluarkan suara isyarat, lalu burung itu terbang di atas piala yang berisi air sari bunga. Burung itu berkecimpung di dalamnya dan setelah itu ia mengibas-ngibaskan sayap serta bulunya, sampai sari-bunga itu habis dipercikkan ke semua tempat sekitarnya.

Kemudian si pembawa burung tadi mengeluarkan suara isyarat lagi. Burung itu terbang pula. Lalu hinggap di atas piala yang berisi wewangian murni. Sambil berkecimpung di dalamnya, burung itu mengibas-ngibaskan sayap dan bulunya, sampai wewangian murni yang ada dalam piala itu habis dipercikkan ke tempat sekitarnya. Pembawa burung itu memberi isyarat suara lagi. Burung itu lalu terbang dan hinggap di atas mahkota raja, sambil membentangkan kedua sayap yang harum semerbak di atas kepala raja.

Demikianlah raja itu berada di atas singgasana kekuasaan selama tiga puluh tahun. Selama itu ia tidak pernah diserang penyakit apa pun, tidak pernah merasa pusing kepala, sakit perut, demam, berliur, berludah atau pun beringus. Setelah sang raja merasa diri sedemikian kuat dan sehat, ia mulai congkak, durhaka dan dzalim. Ia mengaku-aku diri sebagai "tuhan" dan tidak mau lagi mengakui adanya Allah s.w.t.

Raja itu kemudian memanggil orang-orang terkemuka dari rakyatnya. Barang siapa yang taat dan patuh kepadanya, diberi pakaian dan berbagai macam hadiah lainnya. Tetapi barang siapa yang tidak mau taat atau tidak bersedia mengikuti kemauannya, ia akan segera dibunuh. Oleh sebab itu semua orang terpaksa mengiakan kemauannya. Dalam masa yang cukup lama, semua orang patuh kepada raja itu, sampai ia disembah dan dipuja. Mereka tidak lagi memuja dan menyembah Allah s.w.t.

Pada suatu hari perayaan ulang-tahunnya, raja sedang duduk di atas singgasana mengenakan mahkota di atas kepala, tiba-tiba masuklah seorang hulubalang memberi tahu, bahwa ada balatentara asing masuk menyerbu ke dalam wilayah kerajaannya, dengan maksud hendak melancarkan peperangan terhadap raja. Demikian sedih dan bingungnya raja itu, sampai tanpa disadari mahkota yang sedang dipakainya jatuh dari kepala. Kemudian raja itu sendiri jatuh terpelanting dari atas singgasana. Salah seorang pembantu yang berdiri di sebelah kanan --seorang cerdas yang bernama Tamlikha-- memperhatikan keadaan sang raja dengan sepenuh fikiran. Ia berfikir, lalu berkata di dalam hati: "Kalau Diqyanius itu benar-benar tuhan sebagaimana menurut pengakuannya, tentu ia tidak akan sedih, tidak tidur, tidak buang air kecil atau pun air besar. Itu semua bukanlah sifat-sifat Tuhan."

Enam orang pembantu raja itu tiap hari selalu mengadakan pertemuan di tempat salah seorang dari mereka secara bergiliran. Pada satu hari tibalah giliran Tamlikha menerima kunjungan lima orang temannya. Mereka berkumpul di rumah Tamlikha untuk makan dan minum, tetapi Tamlikha sendiri tidak ikut makan dan minum.

Teman-temannya bertanya: "Hai Tamlikha, mengapa engkau tidak mau makan dan tidak mau minum?" "Teman-teman," sahut Tamlikha, "hatiku sedang dirisaukan oleh sesuatu yang membuatku tidak ingin makan dan tidak ingin minum, juga tidak ingin tidur."

Teman-temannya mengejar: "Apakah yang merisaukan hatimu, hai Tamlikha?"
"Sudah lama aku memikirkan soal langit," ujar Tamlikha menjelaskan. "Aku lalu bertanya pada diriku sendiri: 'siapakah yang mengangkatnya ke atas sebagai atap yang senantiasa aman dan terpelihara, tanpa gantungan dari atas dan tanpa tiang yang menopangnya dari bawah? Siapakah yang menjalankan matahari dan bulan di langit itu? Siapakah yang menghias langit itu dengan bintang-bintang bertaburan?' Kemudian kupikirkan juga bumi ini: 'Siapakah yang membentang dan menghamparkan-nya di cakrawala? Siapakah yang menahannya dengan gunung-gunung raksasa agar tidak goyah, tidak goncang dan tidak miring?' Aku juga lama sekali memikirkan diriku sendiri: 'Siapakah yang mengeluarkan aku sebagai bayi dari perut ibuku? Siapakah yang memelihara hidupku dan memberi makan kepadaku? Semuanya itu pasti ada yang membuat, dan sudah tentu bukan Diqyanius'…"

Teman-teman Tamlikha lalu bertekuk lutut di hadapannya. Dua kaki Tamlikha diciumi sambil berkata: "Hai Tamlikha dalam hati kami sekarang terasa sesuatu seperti yang ada di dalam hatimu. Oleh karena itu, baiklah engkau tunjukkan jalan keluar bagi kita semua!"

"Saudara-saudara," jawab Tamlikha, "baik aku maupun kalian tidak menemukan akal selain harus lari meninggalkan raja yang dzalim itu, pergi kepada Raja pencipta langit dan bumi!"
"Kami setuju dengan pendapatmu," sahut teman-temannya.
Tamlikha lalu berdiri, terus beranjak pergi untuk menjual buah kurma, dan akhirnya berhasil mendapat uang sebanyak 3 dirham. Uang itu kemudian diselipkan dalam kantong baju. Lalu berangkat berkendaraan kuda bersama-sama dengan lima orang temannya.

Setelah berjalan 3 mil jauhnya dari kota, Tamlikha berkata kepada teman-temannya: "Saudara-saudara, kita sekarang sudah terlepas dari raja dunia dan dari kekuasaannya. Sekarang turunlah kalian dari kuda dan marilah kita berjalan kaki. Mudah-mudahan Allah akan memudahkan urusan kita serta memberikan jalan keluar."

Mereka turun dari kudanya masing-masing. Lalu berjalan kaki sejauh 7 farsakh, sampai kaki mereka bengkak berdarah karena tidak biasa berjalan kaki sejauh itu.

Tiba-tiba datanglah seorang penggembala menyambut mereka. Kepada penggembala itu mereka bertanya: "Hai penggembala, apakah engkau mempunyai air minum atau susu?"



"Aku mempunyai semua yang kalian inginkan," sahut penggembala itu. "Tetapi kulihat wajah kalian semuanya seperti kaum bangsawan. Aku menduga kalian itu pasti melarikan diri. Coba beritahukan kepadaku bagaimana cerita perjalanan kalian itu!"

"Ah…, susahnya orang ini," jawab mereka. "Kami sudah memeluk suatu agama, kami tidak boleh berdusta. Apakah kami akan selamat jika kami mengatakan yang sebenarnya?"
"Ya," jawab penggembala itu.

Tamlikha dan teman-temannya lalu menceritakan semua yang terjadi pada diri mereka. Mendengar cerita mereka, penggembala itu segera bertekuk lutut di depan mereka, dan sambil menciumi kaki mereka, ia berkata: "Dalam hatiku sekarang terasa sesuatu seperti yang ada dalam hati kalian. Kalian berhenti sajalah dahulu di sini. Aku hendak mengembalikan kambing-kambing itu kepada pemiliknya. Nanti aku akan segera kembali lagi kepada kalian."
Tamlikha bersama teman-temannya berhenti. Penggembala itu segera pergi untuk mengembalikan kambing-kambing gembalaannya. Tak lama kemudian ia datang lagi berjalan kaki, diikuti oleh seekor anjing miliknya."
Waktu cerita Imam Ali sampai di situ, pendeta Yahudi yang bertanya melonjak berdiri lagi sambil berkata: "Hai Ali, jika engkau benar-benar tahu, coba sebutkan apakah warna anjing itu dan siapakah namanya?"
"Hai saudara Yahudi," kata Ali bin Abi Thalib memberitahukan, "kekasihku Muhammad Rasul Allah s.a.w. menceritakan kepadaku, bahwa anjing itu berwarna kehitam-hitaman dan bernama Qithmir. Ketika enam orang pelarian itu melihat seekor anjing, masing-masing saling berkata kepada temannya: kita khawatir kalau-kalau anjing itu nantinya akan membongkar rahasia kita! Mereka minta kepada penggembala supaya anjing itu dihalau saja dengan batu.

Anjing itu melihat kepada Tamlikha dan teman-temannya, lalu duduk di atas dua kaki belakang, menggeliat, dan mengucapkan kata-kata dengan lancar dan jelas sekali: "Hai orang-orang, mengapa kalian hendak mengusirku, padahal aku ini bersaksi tiada tuhan selain Allah, tak ada sekutu apa pun bagi-Nya. Biarlah aku menjaga kalian dari musuh, dan dengan berbuat demikian aku mendekatkan diriku kepada Allah s.w.t."

Anjing itu akhirnya dibiarkan saja. Mereka lalu pergi. Penggembala tadi mengajak mereka naik ke sebuah bukit. Lalu bersama mereka mendekati sebuah gua."

Pendeta Yahudi yang menanyakan kisah itu, bangun lagi dari tempat duduknya sambil berkata: "Apakah nama gunung itu dan apakah nama gua itu?!"
Imam Ali menjelaskan: "Gunung itu bernama Naglus dan nama gua itu ialah Washid, atau di sebut juga dengan nama Kheram!"

Ali bin Abi Thalib meneruskan ceritanya: secara tiba-tiba di depan gua itu tumbuh pepohonan berbuah dan memancur mata-air deras sekali. Mereka makan buah-buahan dan minum air yang tersedia di tempat itu. Setelah tiba waktu malam, mereka masuk berlindung di dalam gua. Sedang anjing yang sejak tadi mengikuti mereka, berjaga-jaga ndeprok sambil menjulurkan dua kaki depan untuk menghalang-halangi pintu gua. Kemudian Allah s.w.t. memerintahkan Malaikat maut supaya mencabut nyawa mereka. Kepada masing-masing orang dari mereka Allah s.w.t. mewakilkan dua Malaikat untuk membalik-balik tubuh mereka dari kanan ke kiri. Allah lalu memerintahkan matahari supaya pada saat terbit condong memancarkan sinarnya ke dalam gua dari arah kanan, dan pada saat hampir terbenam supaya sinarnya mulai meninggalkan mereka dari arah kiri.

Suatu ketika waktu raja Diqyanius baru saja selesai berpesta ia bertanya tentang enam orang pembantunya. Ia mendapat jawaban, bahwa mereka itu melarikan diri. Raja Diqyanius sangat gusar. Bersama 80.000 pasukan berkuda ia cepat-cepat berangkat menyelusuri jejak enam orang pembantu yang melarikan diri. Ia naik ke atas bukit, kemudian mendekati gua. Ia melihat enam orang pembantunya yang melarikan diri itu sedang tidur berbaring di dalam gua. Ia tidak ragu-ragu dan memastikan bahwa enam orang itu benar-benar sedang tidur.

Kepada para pengikutnya ia berkata: "Kalau aku hendak menghukum mereka, tidak akan kujatuhkan hukuman yang lebih berat dari perbuatan mereka yang telah menyiksa diri mereka sendiri di dalam gua. Panggillah tukang-tukang batu supaya mereka segera datang ke mari!"
Setelah tukang-tukang batu itu tiba, mereka diperintahkan menutup rapat pintu gua dengan batu-batu dan jish (bahan semacam semen). Selesai dikerjakan, raja berkata kepada para pengikutnya: "Katakanlah kepada mereka yang ada di dalam gua, kalau benar-benar mereka itu tidak berdusta supaya minta tolong kepada Tuhan mereka yang ada di langit, agar mereka dikeluarkan dari tempat itu."

Dalam guha tertutup rapat itu, mereka tinggal selama 309 tahun.
Setelah masa yang amat panjang itu lampau, Allah s.w.t. mengembalikan lagi nyawa mereka. Pada saat matahari sudah mulai memancarkan sinar, mereka merasa seakan-akan baru bangun dari tidurnya masing-masing. Yang seorang berkata kepada yang lainnya: "Malam tadi kami lupa beribadah kepada Allah, mari kita pergi ke mata air!"

Setelah mereka berada di luar gua, tiba-tiba mereka lihat mata air itu sudah mengering kembali dan pepohonan yang ada pun sudah menjadi kering semuanya. Allah s.w.t. membuat mereka mulai merasa lapar. Mereka saling bertanya: "Siapakah di antara kita ini yang sanggup dan bersedia berangkat ke kota membawa uang untuk bisa mendapatkan makanan? Tetapi yang akan pergi ke kota nanti supaya hati-hati benar, jangan sampai membeli makanan yang dimasak dengan lemak-babi."

Tamlikha kemudian berkata: "Hai saudara-saudara, aku sajalah yang berangkat untuk mendapatkan makanan. Tetapi, hai penggembala, berikanlah bajumu kepadaku dan ambillah bajuku ini!"
Setelah Tamlikha memakai baju penggembala, ia berangkat menuju ke kota. Sepanjang jalan ia melewati tempat-tempat yang sama sekali belum pernah dikenalnya, melalui jalan-jalan yang belum pernah diketahui. Setibanya dekat pintu gerbang kota, ia melihat bendera hijau berkibar di angkasa bertuliskan: "Tiada Tuhan selain Allah dan Isa adalah Roh Allah."
Tamlikha berhenti sejenak memandang bendera itu sambil mengusap-usap mata, lalu berkata seorang diri: "Kusangka aku ini masih tidur!" Setelah agak lama memandang dan mengamat-amati bendera, ia meneruskan perjalanan memasuki kota. Dilihatnya banyak orang sedang membaca Injil. Ia berpapasan dengan orang-orang yang belum pernah dikenal. Setibanya di sebuah pasar ia bertanya kepada seorang penjaja roti: "Hai tukang roti, apakah nama kota kalian ini?"
"Aphesus," sahut penjual roti itu.
"Siapakah nama raja kalian?" tanya Tamlikha lagi. "Abdurrahman," jawab penjual roti.
"Kalau yang kau katakan itu benar," kata Tamlikha, "urusanku ini sungguh aneh sekali! Ambillah uang ini dan berilah makanan kepadaku!"
Melihat uang itu, penjual roti keheran-heranan. Karena uang yang dibawa Tamlikha itu uang zaman lampau, yang ukurannya lebih besar dan lebih berat.

Pendeta Yahudi yang bertanya itu kemudian berdiri lagi, lalu berkata kepada Ali bin Abi Thalib: "Hai Ali, kalau benar-benar engkau mengetahui, coba terangkan kepadaku berapa nilai uang lama itu dibanding dengan uang baru!"

Imam Ali menerangkan: "Kekasihku Muhammad Rasul Allah s.a.w. menceritakan kepadaku, bahwa uang yang dibawa oleh Tamlikha dibanding dengan uang baru, ialah tiap dirham lama sama dengan sepuluh dan dua pertiga dirham baru!"
Imam Ali kemudian melanjutkan ceritanya: Penjual Roti lalu berkata kepada Tamlikha: "Aduhai, alangkah beruntungnya aku! Rupanya engkau baru menemukan harta karun! Berikan sisa uang itu kepadaku! Kalau tidak, engkau akan ku hadapkan kepada raja!"
"Aku tidak menemukan harta karun," sangkal Tamlikha. "Uang ini ku dapat tiga hari yang lalu dari hasil penjualan buah kurma seharga tiga dirham! Aku kemudian meninggalkan kota karena orang-orang semuanya menyembah Diqyanius!"
Penjual roti itu marah. Lalu berkata: "Apakah setelah engkau menemukan harta karun masih juga tidak rela menyerahkan sisa uangmu itu kepadaku? Lagi pula engkau telah menyebut-nyebut seorang raja durhaka yang mengaku diri sebagai tuhan, padahal raja itu sudah mati lebih dari 300 tahun yang silam! Apakah dengan begitu engkau hendak memperolok-olok aku?"
Tamlikha lalu ditangkap. Kemudian dibawa pergi menghadap raja. Raja yang baru ini seorang yang dapat berfikir dan bersikap adil. Raja bertanya kepada orang-orang yang membawa Tamlikha: "Bagaimana cerita tentang orang ini?"
"Dia menemukan harta karun," jawab orang-orang yang membawanya.
Kepada Tamlikha, raja berkata: "Engkau tak perlu takut! Nabi Isa a.s. memerintahkan supaya kami hanya memungut seperlima saja dari harta karun itu. Serahkanlah yang seperlima itu kepadaku, dan selanjutnya engkau akan selamat."
Tamlikha menjawab: "Baginda, aku sama sekali tidak menemukan harta karun! Aku adalah penduduk kota ini!"
Raja bertanya sambil keheran-heranan: "Engkau penduduk kota ini?"
"Ya. Benar," sahut Tamlikha.
"Adakah orang yang kau kenal?" tanya raja lagi.
"Ya, ada," jawab Tamlikha.
"Coba sebutkan siapa namanya," perintah raja.
Tamlikha menyebut nama-nama kurang lebih 1000 orang, tetapi tak ada satu nama pun yang dikenal oleh raja atau oleh orang lain yang hadir mendengarkan. Mereka berkata: "Ah…, semua itu bukan nama orang-orang yang hidup di zaman kita sekarang. Tetapi, apakah engkau mempunyai rumah di kota ini?"
"Ya, tuanku," jawab Tamlikha. "Utuslah seorang menyertai aku!"
Raja kemudian memerintahkan beberapa orang menyertai Tamlikha pergi. Oleh Tamlikha mereka diajak menuju ke sebuah rumah yang paling tinggi di kota itu. Setibanya di sana, Tamlikha berkata kepada orang yang mengantarkan: "Inilah rumahku!"

Pintu rumah itu lalu diketuk. Keluarlah seorang lelaki yang sudah sangat lanjut usia. Sepasang alis di bawah keningnya sudah sedemikian putih dan mengkerut hampir menutupi mata karena sudah terlampau tua. Ia terperanjat ketakutan, lalu bertanya kepada orang-orang yang datang: "Kalian ada perlu apa?"
Utusan raja yang menyertai Tamlikha menyahut: "Orang muda ini mengaku rumah ini adalah rumahnya!"
Orang tua itu marah, memandang kepada Tamlikha. Sambil mengamat-amati ia bertanya: "Siapa namamu?"
"Aku Tamlikha anak Filistin!"
Orang tua itu lalu berkata: "Coba ulangi lagi!"

Tamlikha menyebut lagi namanya. Tiba-tiba orang tua itu bertekuk lutut di depan kaki Tamlikha sambil berucap: "Ini adalah datukku! Demi Allah, ia salah seorang di antara orang-orang yang melarikan diri dari Diqyanius, raja durhaka." Kemudian diteruskannya dengan suara haru: "Ia lari berlindung kepada Yang Maha Perkasa, Pencipta langit dan bumi. Nabi kita, Isa as., dahulu telah memberitahukan kisah mereka kepada kita dan mengatakan bahwa mereka itu akan hidup kembali!"

Peristiwa yang terjadi di rumah orang tua itu kemudian di laporkan kepada raja. Dengan menunggang kuda, raja segera datang menuju ke tempat Tamlikha yang sedang berada di rumah orang tua tadi. Setelah melihat Tamlikha, raja segera turun dari kuda. Oleh raja Tamlikha diangkat ke atas pundak, sedangkan orang banyak beramai-ramai menciumi tangan dan kaki Tamlikha sambil bertanya-tanya: "Hai Tamlikha, bagaimana keadaan teman-temanmu?"
Kepada mereka Tamlikha memberi tahu, bahwa semua temannya masih berada di dalam gua.

"Pada masa itu kota Aphesus diurus oleh dua orang bangsawan istana. Seorang beragama Islam dan seorang lainnya lagi beragama Nasrani. Dua orang bangsawan itu bersama pengikutnya masing-masing pergi membawa Tamlikha menuju ke gua," demikian Imam Ali melanjutkan ceritanya.
Teman-teman Tamlikha semuanya masih berada di dalam gua itu. Setibanya dekat gua, Tamlikha berkata kepada dua orang bangsawan dan para pengikut mereka: "Aku khawatir kalau sampai teman-temanku mendengar suara tapak kuda, atau gemerincingnya senjata. Mereka pasti menduga Diqyanius datang dan mereka bakal mati semua. Oleh karena itu kalian berhenti saja di sini. Biarlah aku sendiri yang akan menemui dan memberitahu mereka!"
Semua berhenti menunggu dan Tamlikha masuk seorang diri ke dalam gua.

Melihat Tamlikha datang, teman-temannya berdiri kegirangan, dan Tamlikha dipeluknya kuat-kuat. Kepada Tamlikha mereka berkata: "Puji dan syukur bagi Allah yang telah menyelamatkan dirimu dari Diqyanius!"
Tamlikha menukas: "Ada urusan apa dengan Diqyanius? Tahukah kalian, sudah berapa lamakah kalian tinggal di sini?"
"Kami tinggal sehari atau beberapa hari saja," jawab mereka.

"Tidak!" sangkal Tamlikha. "Kalian sudah tinggal di sini selama 309 tahun! Diqyanius sudah lama meninggal dunia! Generasi demi generasi sudah lewat silih berganti, dan penduduk kota itu sudah beriman kepada Allah yang Maha Agung! Mereka sekarang datang untuk bertemu dengan kalian!"

Teman-teman Tamlikha menyahut: "Hai Tamlikha, apakah engkau hendak menjadikan kami ini orang-orang yang menggemparkan seluruh jagad?"
"Lantas apa yang kalian inginkan?" Tamlikha balik bertanya.
"Angkatlah tanganmu ke atas dan kami pun akan berbuat seperti itu juga," jawab merekaMereka bertujuh semua mengangkat tangan ke atas, kemudian berdoa: "Ya Allah, dengan kebenaran yang telah Kau perlihatkan kepada kami tentang keanehan-keanehan yang kami alami sekarang ini, cabutlah kembali nyawa kami tanpa sepengetahuan orang lain!"

Allah s.w.t. mengabulkan permohonan mereka. Lalu memerintahkan Malaikat maut mencabut kembali nyawa mereka. Kemudian Allah s.w.t. melenyapkan pintu gua tanpa bekas. Dua orang bangsawan yang menunggu-nunggu segera maju mendekati gua, berputar-putar selama tujuh hari untuk mencari-cari pintunya, tetapi tanpa hasil. Tak dapat ditemukan lubang atau jalan masuk lainnya ke dalam gua. Pada saat itu dua orang bangsawan tadi menjadi yakin tentang betapa hebatnya kekuasaan Allah s.w.t. Dua orang bangsawan itu memandang semua peristiwa yang dialami oleh para penghuni gua, sebagai peringatan yang diperlihatkan Allah kepada mereka.

Bangsawan yang beragama Islam lalu berkata: "Mereka mati dalam keadaan memeluk agamaku! Akan ku dirikan sebuah tempat ibadah di pintu gua itu."
Sedang bangsawan yang beragama Nasrani berkata pula: "Mereka mati dalam keadaan memeluk agamaku! Akan ku dirikan sebuah biara di pintu gua itu."
Dua orang bangsawan itu bertengkar, dan setelah melalui pertikaian senjata, akhirnya bangsawan Nasrani terkalahkan oleh bangsawan yang beragama Islam. Dengan terjadinya peristiwa tersebut, maka Allah berfirman:
وَكَذَلِكَ أَعْثَرْنَا عَلَيْهِمْ لِيَعْلَمُوا أَنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ وَأَنَّ السَّاعَةَ لَا رَيْبَ فِيهَا إِذْ يَتَنَازَعُونَ بَيْنَهُمْ أَمْرَهُمْ فَقَالُوا ابْنُوا عَلَيْهِم بُنْيَانًا رَّبُّهُمْ أَعْلَمُ بِهِمْ قَالَ الَّذِينَ غَلَبُوا عَلَى أَمْرِهِمْ لَنَتَّخِذَنَّ عَلَيْهِم مَّسْجِدًا
Dan begitulah Kami menyerempakkan mereka, supaya mereka mengetahui bahawa janji Allah adalah benar, dan bahawa Saat itu tidak ada keraguan padanya. Apabila mereka berbalahan antara mereka dalam urusan mereka, maka mereka berkata, "Binalah di atas mereka satu bangunan; Pemelihara mereka sangat mengetahui mengenai mereka." Berkata orang-orang yang menguasai atas urusan mereka, "Kami akan membina di atas mereka sebuah masjid."
Sampai di situ Imam Ali bin Abi Thalib berhenti menceritakan kisah para penghuni gua. Kemudian berkata kepada pendeta Yahudi yang menanyakan kisah itu: "Itulah, hai Yahudi, apa yang telah terjadi dalam kisah mereka. Demi Allah, sekarang aku hendak bertanya kepadamu, apakah semua yang ku ceritakan itu sesuai dengan apa yang tercantum dalam Taurat kalian?"
Pendeta Yahudi itu menjawab: "Ya Abal Hasan, engkau tidak menambah dan tidak mengurangi, walau satu huruf pun! Sekarang engkau jangan menyebut diriku sebagai orang Yahudi, sebab aku telah bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba Allah serta Rasul-Nya. Aku pun bersaksi juga, bahwa engkau orang yang paling berilmu di kalangan ummat ini!"

Demikianlah hikayat tentang para penghuni gua (Ashhabul Kahfi), kutipan dari kitab Qishasul Anbiya yang tercantum dalam kitab Fadha 'ilul Khamsah Minas Shihahis Sittah, tulisan As Sayyid Murtadha Al Huseiniy Al Faruz Aabaad, dalam menunjukkan banyaknya ilmu pengetahuan yang diperoleh Imam Ali bin Abi Thalib dari Rasul Allah s.a.w.

Kisah Ashabulkahfi




Kisah Ashabul Kahfi (Arab: أصحاب الكهف‎) merupakan suatu kisah benar mengenai beberapa orang pemuda yang tertidur di dalam sebuah gua, dan cuma bangun 309 tahun kemudian.
Pemuda-pemuda beriman ini hidup pada masa Raja Diqyanus di Rom, beberapa ratus tahun sebelum diutusnya Nabi Isa a.s. Mereka hidup di tengah masyarakat penyembah berhala dengan seorang raja yang zalim. Demi menjaga iman, mereka melarikan diri dari kota, dikejar oleh tentera raja untuk dibunuh. Hingga pada suatu ketika, sampailah mereka di mulut sebuah gua yang kemudian dipakai sebagai tempat persembunyian.

Bilangan pemuda

Bilangan pemuda yang sebenar adalah tidak diketahui, dan tidak menjadi kepentingan untuk berbahas mengenainya. Ada yang mengatakan 3, 5, 7, 8 termasuk seekor anjing.

Firman Allah dalam Surah Al-Kahfi ayat 22, maksudnya;
• Mereka akan berkata; Jumlah Ashaabul-Kahfi itu tiga orang, yang keempatnya ialah anjing mereka; dan setengahnya berkata: Bilangan mereka lima orang, yang keenamnya ialah anjing mereka, sebagai tekaan akan sesuatu yang tidak diketahui; dan setengahnya yang lain berkata: Bilangan mereka tujuh orang, dan yang kelapannya anjing mereka. Katakanlah: Tuhanku lebih mengetahui akan bilangan mereka, tiada yang mengetahui bilangannya melainkan sedikit. Maka janganlah kamu berbahas mengenai mereka kecuali secara zahir, dan jangan kamu bertanyakan tentang mereka kepada seseorang pun dari mereka.

Dikatakan nama pemuda-pemuda tersebut adalah Tamlikha, Miksalmina, Mikhaslimia, Martelius, Casitius, Sidemius dan seorang pengembala kambing bersama anjingnya Qithmir.[1]

Lokasi gua

Kahfi bermaksud gua. Ashabul bermaksud ahli. Mereka tidur selama 3 abad atau 309 tahun. Ada 3 gua yang dimaksudkan itu:
1. Gua di Efesus, Anatolia, Turki sekarang. Paulus, Orang Yahudi dan Kristian mempercayainya di sini.
2. Gua di Damsyik, Syria.
3. Gua di Amman, Jordan. Gua ini lebih menepati ciri-ciri yang diberi dalam al Quran.

Gua di Ephesus
Kisah Ashabul Kahfi dikatakan berlaku di sekitar suatu tempat yang kini digelar Gunung Pion (Mt. of Pion). Di sana terletak sebuah gua yang diberi nama Gua Tujuh Orang Peradu (The Cave Of The Seven Sleepers) yang terletak di Efesus (Ephesus), Turki. Kisah tersebut telah berlaku sekitar lebih daripada 1400 tahun yang lalu. Berkenaan dengan sejarah itu, Allah telah menerangkan kisah yang terjadi terhadap peradu-peradu itu dalam al-Quran. Kisah itu dikatakan berlaku di tempat berkenaan pada zaman pemerintahan Maharaja Dikyanus (Decius) sekitar tahun 249 sehingga 251 Masihi. Manakala peristiwa itu berakhir 309 tahun kemudian dan mula menjadi buah mulut masyarakat dunia khususnya kepada penganut agama Kristian dan Islam setelah terjaganya peradu-peradu beriman itu dari tidurnya pada zaman pemerintahan Maharaja Theodosius II yang beragama Nasrani (Kristian) sehinggalah sekarang. Pada zaman Theodosius itu, setelah berakhirnya peristiwa ajaib itu, sebuah tempat ibadah (Gereja Nasrani) dahulu telah pun dibina.

Gua di Ar Raqim, Amman, Jordan
Profesor Muhammad Taisir Dhabyan dalam bukunya 'Penemuan Besar Abad 20 : 7 Petidur Tiga Abad' menyatakan gua tersebut terletak di 7 km tenggara bandar baru Amman, Jordan. Peristiwa Ashabul Kahfi begitu istimewa sehingga surah dinamakan al Kahfi.
Versi dalam Al-Quran
Firman Allah dalam Al-Quran (Surah Al-Kahfi ayat 10 hingga ayat 26):
“ أَمۡ حَسِبۡتَ أَنَّ أَصۡحَـٰبَ ٱلۡكَهۡفِ وَٱلرَّقِيمِ كَانُواْ مِنۡ ءَايَـٰتِنَا عَجَبًا (٩) إِذۡ أَوَى ٱلۡفِتۡيَةُ إِلَى ٱلۡكَهۡفِ فَقَالُواْ رَبَّنَآ ءَاتِنَا مِن لَّدُنكَ رَحۡمَةً۬ وَهَيِّئۡ لَنَا مِنۡ أَمۡرِنَا رَشَدً۬ا (١٠) فَضَرَبۡنَا عَلَىٰٓ ءَاذَانِهِمۡ فِى ٱلۡكَهۡفِ سِنِينَ عَدَدً۬ا (١١) ثُمَّ بَعَثۡنَـٰهُمۡ لِنَعۡلَمَ أَىُّ ٱلۡحِزۡبَيۡنِ أَحۡصَىٰ لِمَا لَبِثُوٓاْ أَمَدً۬ا (١٢) نَّحۡنُ نَقُصُّ عَلَيۡكَ نَبَأَهُم بِٱلۡحَقِّ‌ۚ إِنَّہُمۡ فِتۡيَةٌ ءَامَنُواْ بِرَبِّهِمۡ وَزِدۡنَـٰهُمۡ هُدً۬ى (١٣) وَرَبَطۡنَا عَلَىٰ قُلُوبِهِمۡ إِذۡ قَامُواْ فَقَالُواْ رَبُّنَا رَبُّ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ لَن نَّدۡعُوَاْ مِن دُونِهِۦۤ إِلَـٰهً۬ا‌ۖ لَّقَدۡ قُلۡنَآ إِذً۬ا شَطَطًا (١٤) هَـٰٓؤُلَآءِ قَوۡمُنَا ٱتَّخَذُواْ مِن دُونِهِۦۤ ءَالِهَةً۬‌ۖ لَّوۡلَا يَأۡتُونَ عَلَيۡهِم بِسُلۡطَـٰنِۭ بَيِّنٍ۬‌ۖ فَمَنۡ أَظۡلَمُ مِمَّنِ ٱفۡتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ كَذِبً۬ا (١٥) وَإِذِ ٱعۡتَزَلۡتُمُوهُمۡ وَمَا يَعۡبُدُونَ إِلَّا ٱللَّهَ فَأۡوُ ۥۤاْ إِلَى ٱلۡكَهۡفِ يَنشُرۡ لَكُمۡ رَبُّكُم مِّن رَّحۡمَتِهِۦ وَيُهَيِّئۡ لَكُم مِّنۡ أَمۡرِكُم مِّرۡفَقً۬ا (١٦) ۞ وَتَرَى ٱلشَّمۡسَ إِذَا طَلَعَت تَّزَٲوَرُ عَن كَهۡفِهِمۡ ذَاتَ ٱلۡيَمِينِ وَإِذَا غَرَبَت تَّقۡرِضُہُمۡ ذَاتَ ٱلشِّمَالِ وَهُمۡ فِى فَجۡوَةٍ۬ مِّنۡهُ‌ۚ ذَٲلِكَ مِنۡ ءَايَـٰتِ ٱللَّهِ‌ۗ مَن يَہۡدِ ٱللَّهُ فَهُوَ ٱلۡمُهۡتَدِ‌ۖ وَمَن يُضۡلِلۡ فَلَن تَجِدَ لَهُ ۥ وَلِيًّ۬ا مُّرۡشِدً۬ا (١٧) وَتَحۡسَبُہُمۡ أَيۡقَاظً۬ا وَهُمۡ رُقُودٌ۬‌ۚ وَنُقَلِّبُهُمۡ ذَاتَ ٱلۡيَمِينِ وَذَاتَ ٱلشِّمَالِ‌ۖ وَكَلۡبُهُم بَـٰسِطٌ۬ ذِرَاعَيۡهِ بِٱلۡوَصِيدِ‌ۚ لَوِ ٱطَّلَعۡتَ عَلَيۡہِمۡ لَوَلَّيۡتَ مِنۡهُمۡ فِرَارً۬ا وَلَمُلِئۡتَ مِنۡہُمۡ رُعۡبً۬ا (١٨) وَڪَذَٲلِكَ بَعَثۡنَـٰهُمۡ لِيَتَسَآءَلُواْ بَيۡنَہُمۡ‌ۚ قَالَ قَآٮِٕلٌ۬ مِّنۡہُمۡ ڪَمۡ لَبِثۡتُمۡ‌ۖ قَالُواْ لَبِثۡنَا يَوۡمًا أَوۡ بَعۡضَ يَوۡمٍ۬‌ۚ قَالُواْ رَبُّكُمۡ أَعۡلَمُ بِمَا لَبِثۡتُمۡ فَٱبۡعَثُوٓاْ أَحَدَڪُم بِوَرِقِكُمۡ هَـٰذِهِۦۤ إِلَى ٱلۡمَدِينَةِ فَلۡيَنظُرۡ أَيُّہَآ أَزۡكَىٰ طَعَامً۬ا فَلۡيَأۡتِڪُم بِرِزۡقٍ۬ مِّنۡهُ وَلۡيَتَلَطَّفۡ وَلَا يُشۡعِرَنَّ بِڪُمۡ أَحَدًا (١٩) إِنَّہُمۡ إِن يَظۡهَرُواْ عَلَيۡكُمۡ يَرۡجُمُوكُمۡ أَوۡ يُعِيدُوڪُمۡ فِى مِلَّتِهِمۡ وَلَن تُفۡلِحُوٓاْ إِذًا أَبَدً۬ا (٢٠) وَڪَذَٲلِكَ أَعۡثَرۡنَا عَلَيۡہِمۡ لِيَعۡلَمُوٓاْ أَنَّ وَعۡدَ ٱللَّهِ حَقٌّ۬ وَأَنَّ ٱلسَّاعَةَ لَا رَيۡبَ فِيهَآ إِذۡ يَتَنَـٰزَعُونَ بَيۡنَہُمۡ أَمۡرَهُمۡ‌ۖ فَقَالُواْ ٱبۡنُواْ عَلَيۡہِم بُنۡيَـٰنً۬ا‌ۖ رَّبُّهُمۡ أَعۡلَمُ بِهِمۡ‌ۚ قَالَ ٱلَّذِينَ غَلَبُواْ عَلَىٰٓ أَمۡرِهِمۡ لَنَتَّخِذَنَّ عَلَيۡہِم مَّسۡجِدً۬ا (٢١) سَيَقُولُونَ ثَلَـٰثَةٌ۬ رَّابِعُهُمۡ كَلۡبُهُمۡ وَيَقُولُونَ خَمۡسَةٌ۬ سَادِسُہُمۡ كَلۡبُہُمۡ رَجۡمَۢا بِٱلۡغَيۡبِ‌ۖ وَيَقُولُونَ سَبۡعَةٌ۬ وَثَامِنُہُمۡ ڪَلۡبُہُمۡ‌ۚ قُل رَّبِّىٓ أَعۡلَمُ بِعِدَّتِہِم مَّا يَعۡلَمُهُمۡ إِلَّا قَلِيلٌ۬‌ۗ فَلَا تُمَارِ فِيہِمۡ إِلَّا مِرَآءً۬ ظَـٰهِرً۬ا وَلَا تَسۡتَفۡتِ فِيهِم مِّنۡهُمۡ أَحَدً۬ا (٢٢) وَلَا تَقُولَنَّ لِشَاْىۡءٍ إِنِّى فَاعِلٌ۬ ذَٲلِكَ غَدًا (٢٣) إِلَّآ أَن يَشَآءَ ٱللَّهُ‌ۚ وَٱذۡكُر رَّبَّكَ إِذَا نَسِيتَ وَقُلۡ عَسَىٰٓ أَن يَهۡدِيَنِ رَبِّى لِأَقۡرَبَ مِنۡ هَـٰذَا رَشَدً۬ا (٢٤) وَلَبِثُواْ فِى كَهۡفِهِمۡ ثَلَـٰثَ مِاْئَةٍ۬ سِنِينَ وَٱزۡدَادُواْ تِسۡعً۬ا (٢٥) قُلِ ٱللَّهُ أَعۡلَمُ بِمَا لَبِثُواْ‌ۖ لَهُ ۥ غَيۡبُ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ‌ۖ أَبۡصِرۡ بِهِۦ وَأَسۡمِعۡ‌ۚ مَا لَهُم مِّن دُونِهِۦ مِن وَلِىٍّ۬ وَلَا يُشۡرِكُ فِى حُكۡمِهِۦۤ أَحَدً۬ا (٢٦)

• "(Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa: "Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)".[18:10]
• "Lalu Kami tidurkan mereka dengan nyenyaknya dalam gua itu, bertahun-tahun, yang banyak bilangannya".[18:11]
• "Kemudian Kami bangkitkan mereka (dari tidurnya), untuk Kami menguji; siapakah dari dua golongan di antara mereka yang lebih tepat kiraannya, tentang lamanya mereka hidup (dalam gua itu)".[18:12]
• "Kami ceritakan kepadamu (Wahai Muhammad) perihal mereka dengan benar; sesungguhnya mereka itu orang-orang muda yang beriman kepada tuhan mereka, dan Kami tambahi mereka dengan hidayah dan petunjuk".[18:13]
• "Dan Kami kuatkan hati mereka (dengan kesabaran dan keberanian), semasa mereka bangun (menegaskan tauhid) lalu berkata: "Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi; kami sekali-kali tidak menyeru tuhan selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran".[18:14]
• "(Mereka berkata pula sesama sendiri): "Kaum kita itu, menyembah beberapa tuhan yang lain dari Allah; sepatutnya mereka mengemukakan keterangan yang nyata yang membuktikan ketuhanan makhluk-makhluk yang mereka sembah itu?(Tetapi mereka tidak dapat berbuat demikian); Maka tidak ada yang lebih zalim dari orang-orang yang berdusta terhadap Allah.[18:15]
• "Dan oleh kerana kamu telah mengasingkan diri dari mereka dan dari apa yang mereka sembah yang lain dari Allah, maka pergilah kamu berlindung di gua itu, supaya Tuhan kamu melimpahkan dari RahmatNya kepada kamu, dan menyediakan kemudahan-kemudahan untuk (menjayakan) urusan kamu dengan memberikan bantuan yang berguna".[18:16]
• "Dan engkau akan melihat matahari ketika terbit, cenderung ke kanan dari gua mereka; dan apabila ia terbenam, meninggalkan mereka ke arah kiri, sedang mereka berada dalam satu lapangan gua itu. Yang demikian ialah dari tanda-tanda (yang membuktikan kekuasaan) Allah. Sesiapa yang diberi hidayah petunjuk oleh Allah, maka dialah yang berjaya mencapai kebahagiaan; dan sesiapa yang disesatkanNya maka engkau tidak sekali-kali akan beroleh sebarang penolong yang dapat menunjukkan (jalan yang benar) kepadanya".[18:17]
• "Dan engkau sangka mereka sedar, padahal mereka tidur; dan Kami balik-balikkan mereka dalam tidurnya ke sebelah kanan dan ke sebelah kiri (supaya badan mereka tidak dimakan tanah); sedang anjing mereka menghulurkan dua kaki depannya dekat pintu gua; jika engkau melihat mereka, tentulah engkau akan berpaling melarikan diri dari mereka, dan tentulah engkau akan merasa sepenuh-penuh gerun takut kepada mereka".[18:18]
• "Dan demikian pula Kami bangkitkan mereka (dari tidurnya) supaya mereka bertanya-tanyaan sesama sendiri. Salah seorang di antaranya bertanya: "Berapa lama kamu tidur?" (Sebahagian dari) mereka menjawab: "Kita telah tidur selama sehari atau sebahagian dari sehari". (Sebahagian lagi dari) mereka berkata: "Tuhan kamu lebih mengetahui tentang lamanya kamu tidur; sekarang utuslah salah seorang dari kamu, membawa wang perak kamu ini ke bandar; kemudian biarlah dia memilih mana-mana jenis makanan yang lebih baik lagi halal (yang dijual di situ); kemudian hendaklah ia membawa untuk kamu sedikit habuan daripadanya; dan hendaklah ia berlemah-lembut dengan bersungguh-sungguh (semasa di bandar); dan janganlah dia melakukan sesuatu yang menyebabkan sesiapapun menyedari akan hal kamu.[18:19]
• "Sesungguhnya, kalaulah mereka mengetahui hal kamu, tentulah mereka akan merejam dan membunuh kamu, atau mereka akan mengembalikan kamu kepada agama mereka (secara paksa); dan jika berlaku demikian, kamu tidak sesekali akan berjaya selama-lamanya".[18:20]
• “Dan demikian Kami dedahkan hal mereka kepada orang ramai supaya oang-orang itu mengetahui bahawa janji Allah menghidupkan semula orang mati adalah benar, dan bahawa hari kiamat itu tidak ada sebarang syak padanya;pendedahan itu berlaku semasa orang-orang itu berbantah sesama sendiri mengenai perkara hidupnya semula orang mati. Setelah itu maka (sebahagian dari) mereka berkata: “Dirikanlah sebuah bangunan di sisi gua mereka, Allah jualah yang mengetahui akan hal ehwal mereka”. Orang-orang yang berkuasa atas urusan mereka (pihak raja) pula berkata: “Sebenarnya kami hendak membina sebuah masjid (tempat ibadah) di sisi gua mereka”.[18:21]
• “(Sebahagian dari) mereka akan berkata: “Bilangan Ashabul Kahfi itu tiga orang, yang keempatnya ialah anjing mereka”; dan setengahnya pula berkata bilangan mereka lima orang, yang keenamnya ialah anjing mereka”, secara meraba-raba dalam gelap akan sesuatu yang tidak diketahui; dan setengahnya yang lain berkata: “Bilangan mereka tujuh orang dan kelapannya ialah anjing mereka”. “Katakanlah (wahai Muhammad): “Tuhanku lebih mengetahui akan bilangan mereka, tiada yang mengetahui bilangannya melainkan sedikit”. Oleh itu janganlah engkau berbahas dengan sesiapapun mengenai mereka melainkan dengan bahasan (secara sederhana) yang nyata (keterangannya di dalam al-Quran), dan janganlah engkau meminta penjelasan mengenai hal mereka kepada seseorang pun dari golongan (yang membincangkannya)”.[18:22]
• “Dan janganlah engkau berkata mengenai sesuatu (yang hendak dikerjakan): “Bahawa aku akan lakukan yang demikian itu, kemudian nanti”.[18:23]
• “Melainkan (hendaklah disertakan dengan berkata): “InsyaAllah”. Dan ingatlah serta sebutlah akan Tuhanmu jika engkau lupa; dan katakanlah: “Mudah-mudahan Tuhanku memimpinku ke jalan petunjuk yang lebih dekat dan lebih terang dari ini”.[18:24]
• “Dan mereka telah tinggal tidur dalam gua mereka :tiga ratus tahun (dengan kiraan ahli kitab) dan sembilan lagi (dengan kiraan kamu)”.[18:25]
• “Katakanlah (wahai Muhammad): “Allah jua yang mengetahui tentang masa mereka tidur; bagiNya-lah tertentu ilmu pengetahuan segala rahsia langit dan bumi; terang sungguh penglihatanNya dan jelas sungguh pendengaranNya (terhadap segala-galanya)! Tidak ada bagi penduduk langit dan bumi pengurus selain daripadaNya) dan ia tidak menjadikan sesiapapun masuk campur dalam hukumNya”.[18:26]

Monday, July 25, 2011

Senapang Letup


Salah satu perkara yang menyeronokkan semasa zaman kanak-kanak dulu ialah acara main perang-perang Oleh kerana tidak mampu untuk membeli mereka mainan mahal yang dijual di kedai, dengan kreativiti sendiri, kita membuat senapang dengan menggunakan buluh. Dikampung saya dikenali dengan senapang letup




Kami mencari buluh kecil kira-kira 1 kaki panjang. Kami memotong kira-kira 2 inci di pangkal dan memasukkan kayu kecil juga daripada buluh (dimasukkan ke dalam pangkalan), untuk menjadi kayu pam yang harus ke seluruh laras buluh. Kayu pam akan menolak peluru ditolak dari satu hujung buluh dan akan menembak pada akhir lain. Ia berfungsi dengan mengenakan tekanan udara. Peluru adalah buah 'cenerai' mengetuk ke satu hujung dan kemudian ditolak dan menolak semua cara untuk akhir. Antara satu sama lain akan akan ditolak dari belakang yang sama dan dengan bangunan tekanan udara di antara buah-buahan hijau 'cenerai', ia akan memaksa buah-buahan 'cenerai' di depan meluru seperti peluru, memberikan bunyi pop seperti senapang.

Pokok Cenerai boleh dijumpai hampir di mana sahaja dan buah-buahan sepanjang tahun. Buah-buahan adalah kira-kira separuh saiz kacang tanah. Ia adalah pokok liar yang tumbuh disekitar kampong.

Kadangkala untuk mengurangkan bahaya Buah Cenerai, Kami menggunakan Kertas surat Khabar lama yang dibasahkan dan dibentuk bulat seperti guli yang boleh dimasukkan ke Laras senapang letup

Wednesday, July 13, 2011

Salahudin Al Ayubi - Pembuka kota Baitul Maqdis

Salahuddin al-Ayyubi atau nama sebenarnya Yusuf bin Ayyub (1137 -1193) mengasaskan dinasti Ayyubi bangsa Kurdis di Mesir dan Syria. Di Barat beliau dikenali sebagai Saladin. Dia juga terkenal dalam kalangan Nasrani dan Muslim dengan kebolehannya sebagai ketua dan ketangkasannya dalam peperangan yang disertai juga dengan sifat kesateriaan dan belas kasihannya semasa Perang Salib.
Kebangkitan

Tugu peringatan Salahuddin di Damsyik.

Salahuddin dilahirkan di dalam sebuah keluarga Kurdish di Tikrit dan dihantar ke Damsyik untuk menghabiskan pelajarannya. Ayahnya, Najm ad-Din Ayyub, ialah gabenor wilayah Baalbek. Selama 10 tahun Salahuddin tinggal di Damsyik di kawasan istana milik Nur ad-Din.

Salahuddin menerima latihan ketenteraan daripada bapa saudaranya, Shirkuh yang juga ketika itu merupakan panglima kepada Nur al-Din dan sering mewakili Nur al-Din dalam kempennya menentang Kerajaan Fatimiyyah di Mesir sekitar tahun 1160. Salahuddin kemudiannya mewarisi tugas menentang Kerajaan Fatimiyyah (akhirnya tumpas) daripada bapa saudaranya dan dilantik menjadi panglima pada tahun 1169. Di sana, dia mengambil alih tugas sukar mempertahankan Mesir daripada diserang tentera Salib dibawah Kerajaan Latin Baitulmuqaddis pimpinan Almaric I. Kemampuan Salahuddin diragui pada peringkat awal perlantikkannya sebagai panglima. Tiada sesiapa yang menyangka beliau dapat bertahan lama ekoran terdapat banyak perubahan dalam kerajaan dalam tahun sebelumnya seperti perebutan kuasa oleh gabenor-gabenor yang sedia ada dalam mendapat perhatian khalifah. Sebagai seorang ketua tentera asing dari Syria, Salahuddin tiada kuasa ke atas askar-askar Mesir yang terdiri daripada golongan Syiah yang ketika itu dipimpin oleh Khalifah Al-Adid.

Apabila khalifah itu meninggal dunia pada bulan September 1171, Salahuddin mengarahkan para imam mengumumkan nama Khalifah Al-Mustadi (Khalifah Abbasiyyah di Baghdad) semasa solat Jumaat. Sekarang, walaupun Salahuddin yang memerintah Mesir tetapi hanya sebagai wakil Nur ad-Din. Selepas dilantik menjadi pemimpin Mesir, Salahuddin melakukan perubahan terhadap ekonomi Mesir, menyusun semula angkatan tentera, dan menuruti nasihat ayahnya supaya mengelak daripada sebarang konflik dengan Nur ad-Din. Beliau menunggu sehingga Nur ad-Din meninggal dunia sebelum memulakan beberapa siri kempen ketenteraan. Pada awalnya terhadap beberapa kerajaan-kerajaan Muslim yang kecil kemudian ke atas tentera Salib. Dengan kewafatan Nur ad-Din pada tahun 1174, beliau menjadi Sultan Mesir. Beliau kemudian mengisytiharkan kemerdekaan daripada kerajaan Seljuk dan mengasaskan Kerajaan Ayubbiyyah. Beliau turut mengembalikan ajaran Sunah Waljamaah di Mesir.


Menentang tentera Salib



"Raja Mesir, Salahuddin Al-Ayubbi" daripada sebuah manuskrip kurun ke-15; simbol "globus" di tangan kirinya ialah simbol Eropah tentang kekuasaan.

Dalam dua peristiwa berbeza iaitu pada tahun 1171 dan 1173, Salahuddin berundur setelah satu siri serangan oleh tentera Salib. Salahuddin berharap bahawa kerajaan Salib ini tidak diganggu selagi beliau tidak menguasai Syria. Nur ad-Din dan Salahuddin hampir-hampir berperang akibat daripada peristiwa tetapi dengan wafatnya Nur ad-Din pada 1174, perang ini dapat dielakkan. Waris Nur ad-Din iaitu as-Salih Ismail al-Malik hanya seorang kanak-kanak ketika dilantik bagi menggantikan ayahnya. Walau bagaimanapun dia meninggal dunia pada tahun 1181.

Sejurus selepas Nur ad-Din meninggal dunia, Salahuddin berarak ke Damsyik, dan setibanya beliau di sana, dia diberi sambutan sambutan yang meriah. Dia mengukuhkan kedudukannya dengan mengahwini balu Nur ad-Din. Walaupun Salahuddin tidak memerintah Aleppo dan Mosul (dua bandar yang pernah dikuasai Nur ad-Din), beliau dapat menggunakan pengaruhnya dan menguasai kedua bandar itu pada tahun 1176 (Aleppo) dan 1186 (Mosul).
Sementara Salahuddin Al-Ayubbi menumpukan perhatiannya ke atas wilayah-wilayah di Syria, negeri-negeri Salib dibiarkan bebas, walaupun begitu beliau sering mencatatkan kemenangan ke atas tentera Salib di mana saja kedua-dua belah pihak bertempur. Beliau bagaimanapun tumpas dalam Perang Montgisard yang berlaku pada 25 November, 1177. Dia ditewaskan oleh gabungan tentera Baldwin IV dari Baitulmuqaddis, Raynald dari Chatillon dan Kesatria Templar.

Keamanan di antara Salahuddin dan negeri-negeri Salib tercapai pada 1178. Salahuddin meneruskan serangannya pada 1179 selepas daripada kekalahannya dalam Perang Montsigard, dan dalam serangannya ke atas sebuah kubu kuat tentera Salib beliau berjaya menumpaskan tentera Salib. Walau bagaimanapun, tentera Salib terus menyerang orang-orang Muslim. Raynald dari Chatillon mengganggu laluan perdagangan dan haji orang Islam dengan kapal-kapal laut di Laut Merah. Raynald juga mengancam menyerang kota suci Islam yakni Kota Mekah dan Madinah menjadikannya orang paling dibenci dalam dunia Islam. Sebagai tindak balas, Salahuddin Al-Ayubbi menyerang Kerak, sebuah kubu Raynald pada tahun 1183 dan 1184. Raynald kemudian menyerang dan membunuh kabilah yang dalam perjalanan untuk menunaikan haji pada tahun 1185.

Dalam bulan Julai tahun 1187, Salahuddin menyerang negeri-negeri Salib. Pada 4 Julai 1187, beliau bertempur dalam Pertempuran Hattin menentang gabungan kuasa Guy dari Lusignan (sebutan gi bukan guy), raja negeri-negeri Salib, dan Raymond III dari Tripoli. Tentera Salib yang letih dan dahagakan air mudah ditumpaskan oleh tentera Salahuddin. Kekalahan tentera Salib ini memberi tamparan yang besar buat mereka dan menjadi satu titik perubahan dalam sejarah Perang Salib. Salahuddin berjaya menangkap Raynald dan beliau sendiri memancung kepala Raynald akibat kesalahannya. Raja Guy juga berjaya ditangkap tetapi beliau tidak dipancung.

Timur Tengah, c. 1190. Empayar Salahuddin Al-Ayubbi dan wilayah kuasaannya ditunjukkan dalam waarna merah; wilayah yang berjaya ditawan daripada tentera Salib dalam warna merah jambu. Warna hijau muda menandakan wilayah yang masih dikuasai tentera Salib.

Selepas tamatnya Perang Hattin, Salahuddin berjaya merampas kembali hampir keseluruhan kota-kota yang dikuasai tentera Salib. Beliau berjaya menawan semula Baitulmuqaddis (Jerusalem) pada 2 Oktober tahun 1187 selepas hampir 88 tahun kota itu dikuasai tentera Salib (lihat Kepungan Baitulmuqaddis). Kecuali bandar Tyre tidak ditawan Salahuddin. Salahuddin membenarkan tentera dan masyarakat Kristian pergi ke sana. Kota itu sekarang diperintah oleh Conrad dari Montferrat. Dia mengukuhkan pertahanan Tyre dan berjaya menahan dua kepungan yang dilakukan oleh Salahuddin. Pada tahun 1188, Salahuddin membebaskan Guy dari Lusignan dan menghantar beliau kembali kepada isterinya iaitu Sibylla dari Baitulmuqaddis.

Perang Hattin dan kejayaan tentera Islam menawan semula Baitulmuqaddis mengakibatkan terjadinya Perang Salib Ketiga yang dibiayai di England melalui cukai khas yang dikenali sebagai "Cukai Salahuddin". Tentera Salib ini berjaya menawan semula Acre, dan tentera Salahuddin bertempur dengan tentera Raja Richard I dari England (Richard Si Hati Singa) dalam Perang Arsuf pada 7 September 1191. Kedua-dua belah pemimpin baik Salahuddin mahupun Richard amat menghormati antara satu sama lain. Mereka juga pernah bercadang untuk berdamai dengan mengahwinkan adik perempuan Richard, Joan dari England kepada adik lelaki Salahuddin, Al-Adil, dengan kota Baitulmuqaddis menjadi hantarannya. Rundingan ini gagal ekoran kebimbangan berhubung hal-hal agama di kedua-dua belah pihak.

Kedua-dua pemimpin mencapai persetujuan dalam Perjanjian Ramla pada tahun 1192 yang mana kota Baitulmuqaddis akan terus berada dalam tangan orang Islam tetapi dibuka kepada penganut-penganut Kristian. Perjanjian itu menjadikan negeri-negeri salib hanyalah gugusan kecil di sepanjang pesisir pantai Tyre hingga ke Jaffa.

Salahuddin Al-Ayubbi wafat pada 4 Mac 1193 di Kota Damsyik tidak lama selepas pemergian Raja Richard. Apabila mereka membuka peti simpanan Salahuddin untuk membiayai upacara pengebumiannya, mereka mendapati ia tidak cukup (diriwayatkan Salahuddin hanya meninggalkan sekeping wang emas dan empat wang perak semasa kematiannya. Ada juga riwayat yang menyebut wang itu henyalah wang 5 Dinar) . Salahuddin telah memberikan hampir kesemua hartanya kepada rakyat-rakyatnya yang miskin. Makamnya yang terletak di Masjid Ummaiyyah merupakan tumpuan tarikan pelancong yang terkenal. Makamnya adalah antara makam yang sering dikunjungi umat Islam di seluruh dunia.

Pengiktrafan

Sungguhpun menerima tentangan hebat dari masyarakat Kristian Eropah, Salahuddin mendapat reputasi besar di Eropah sebagai seorang kesatria yang berjaya, sehinggakan wujudnya pada abad ke-14 sastera epik mengenai kejayaannya, dan Dante meletakkannya di kalangan roh baik dalam Limbo. Salahuddin muncul sebagai sebuah watak dalam karya tulisan Sir Walter Scott iaitu The Talisman (1825). Walaupun disebalik peristiwa penyembelihan orang-orang Islam termasuklah wanita dan kanak-kanak semasa tentera Salib menawan Baitulmuqaddis pada tahun 1099, Salahuddin memberi jaminan keselamatan perjalanan dan nyawa kepada semua masyarakat Kristian Katolik dan juga kepada tentera salib Kristian yang kalah (masyarakat Greek Ortodoks dilayan dengan lebih baik kerana mereka menentang tentera Salib). Satu pandangan menarik tentang Salah al-Din dan dunia yang didiaminya dapat dibaca dalam novel Buku Salahuddin Al-Ayubbi (London: Verso, 1998) karya Tariq Ali.

Walaupun berbeza kepercayaan, Salahuddin Al-Ayubbi amat dihormati di kalangan para bangsawan Kristian terutamanya Raja Richard. Raja Richard pernah memuji Salahuddin sebagai seorang putera agung dan merupakan pemimpin paling hebat dalam dunia Islam. Salahuddin juga memuji Richard dengan berkata bahawa beliau lebih rela Baitulmuqaddis jatuh ke tangan Richard daripada jatuh ke tangan orang lain. Selepas perjanjian damai ditandatangani, Richard dan Salahuddin bertukar-tukar hadiah di antara satu sama lain sebagai lambang kehormatan. Walau bagaimanapun kedua-dua pemimpin ini tidak pernah bersua muka.
Makam

Makam Salahuddin Al-Ayubbi berdekatan dengan Masjid Ummaiyyah, Damsyik, Syria.


Watak Salahuddin dimainkan oleh Ghassan Massoud dalam filem Kingdom of Heaven (2005)
Salahuddin Al-Ayubbi dikebumikan di sebuah makam yang terletak di taman sebelah luar Masjid Ummaiyyah di Damsyik, Syria. Maharaja Wilhelm II dari Jerman mendermakan batu marmar baru kepada makam tersebut. Jenazah Salahuddin bagaimanapun tidak ditempatkan di situ. Sebaliknya makam itu mempunyai dua kubur iaitu satu kubur kosong diperbuat daripada marmar dan satu kubur mengandungi jenazah Salahuddin yang diperbuat daripada kayu.